Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun, Harga Minyak Dunia Masih di Kisaran 90 Dollar AS

Kompas.com - 12/09/2023, 08:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia bertahan di level 90 dollar AS per barrel pada pada akhir perdagangan Senin (11/9/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun tipis 1 sen AS menjadi sebesar 90,64 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 22 sen AS menjadi 87,29 dollar AS per barrel.

Harga minyak mentah Brent mencapai level di atas 90 dollar AS per barrel pada pekan lalu, yang merupakan pertama kalinya dalam 10 bulan imbas kebijakan Arab Saudi dan Rusia yang memangkas produksi minyaknya.

Baca juga: Arab Saudi-Rusia Pangkas Pasokan, Harga Minyak Melambung

Arab Saudi dan Rusia pada pekan lalu mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan pasokan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun.

Pengurangan pasokan ini membayangi berlanjutnya kekhawatiran terhadap aktivitas ekonomi China, negara importir minyak mentah terbesar di dunia. Pemahan ekonomi China bakal mempengaruhi permintaan minyak global.

"Sebagian besar dari berkurangnya pasokan ini hanya berfungsi untuk mengimbangi penurunan besar dalam permintaan minyak global," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Di sisi lain, gangguan pasokan minyak global juga turut dipengaruhi persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan turun sekitar 2 juta barrel untuk minggu kelima berturut-turut, menurut jajak pendapat pada analis.

Pasokan minyak mentah juga dapat mengalami gangguan baru akibat badai dahsyat dan banjir di Libya timur, yang menewaskan lebih dari 2.000 orang. Bencana alam itu memaksa penutupan 4 pelabuhan ekspor minyak utama terdiri dari Ras Lanuf, Zueitina, Brega dan Es Sidra, sejak Sabtu kemarin.

Sementara itu, Eropa mengharapkan musim pemeliharaan kilang yang ringan pada musim gugur ini. Lantaran, para perusahaan pengilangan ingin mencari keuntungan dari margin yang tinggi, yang dapat mendukung permintaan minyak mentah.

Adapun kapasitas kilang offline di Eropa dipatok sekitar 800.000 barrel per hari menurut konsultan Wood Mackenzie, turun 40 persen dibandingkan tahun lalu.

Sejumlah data makroekonomi yang rilis pekan ini diharapkan dapat memberikan informasi apakah bank sentral di Eropa dan AS akan melanjutkan tren kenaikan suku bunga mereka secara agresif atau tidak.

Baca juga: Kementerian ESDM Buka Suara soal Sumur Warga Gunung Sindur yang Tercampur BBM

Baca juga: Sinar Mas Dukung Pengembangan Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Kelapa Sawit

Data indeks harga konsumen (CPI) AS bulan Agustus akan dirilis pada hari Rabu, yang dapat memberikan petunjuk apakah akan terjadi kenaikan suku bunga lebih lanjut.

"Data inflasi kemungkinan akan mempengaruhi segalanya mulai dari saham hingga valuta asing, pendapatan tetap, dan harga komoditas," kata Naeem Aslam dari Zaye Capital Markets.

Selain itu, par juga fokus menanti data dari laporan bulanan Badan Energi Internasional (IEA) dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang akan dirilis akhir pekan ini.

IEA bulan lalu menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2024 menjadi 1 juta barrel per hari, dengan alasan kondisi makroekonomi yang lesu.

Sementara itu, laporan OPEC pada bulan Agustus mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan tetap sebesar 2,25 juta barrel per hari.

Baca juga: Mau Setop Jual Minyak Goreng, Pengusaha Ritel Sebut Tak Akan Rugi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com