Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Investasi Obligasi Lebih Cocok untuk Orang Kaya Saja?

Kompas.com - 17/09/2023, 15:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS. com - Investasi obligasi negara atau surat utang negara diasumsikan merupakan salah satu instrumen investasi yang hanya banyak dilakukan orang kaya.

Associate Director Fixed Income Trading Mega Capital Sekuritas Soni Pande mengatakan, obligasi negara sangat cocok untuk siapapun. Tapi, pada dasarnya investasi harus sesuai dengan profil risiko masing-masing investor.

"Jadi kalau misalnya kita lihat sebenarnya, obligasi untuk siapa? Untuk semuanya, karena banyak investasi bodong, jadi dimana lagi kita investasi sudah dapat cuan tapi dijamin 100 persen oleh pemerintah, bahkan semua pokok dan kupon dibayarkan negara," jelas Soni di Jakarta, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Nasabah Prioritas Perbankan Gemar Investasi di Obligasi dan Reksa Dana

Dia mengatakan, investasi pada obligasi bahkan cocok bagi investor dengan profil risiko moderat dan konservatif. Soni bilang, investasi pada obligasi berbeda dengan saham yang cenderung tidak pasti, atau cocok bagi investor agresif.

"Justru yang paling menarik bagi milenial bukan cuma reksa dana atau saham. Kalau reksa dana biasanya untuk investor yang enggak punya waktu dan saham untuk investor yang adrenalinnya tinggi. Obligasi negara ini di tengah-tengah, sehingga aman bagi pemula," jelas dia.

Baca juga: Seberapa Menarik Investasi di Obligasi Negara Fixed Rate?

Obligasi negara menurutnya memiliki perbedaan yang signifikan dengan instrumen lainnya yang cenderung volatile pergerakannya.

Obligasi memiliki secondary market yang bisa memberikan capital gain berdasarkan pergerakan suku bunga. Juga ada kupon yang merupakan profit (margin) untuk investor yang didapat layaknya trading saham.

"Ada pasar secondary yang bisa dimanfaatkan, dimana kita bisa memperoleh potential capital gain tergantung tadi tingkat suku bunga bergerak jadi dari situ keuntungan bisa didapatkan dobel kupon, sama seperti cuan dari trading," jelas dia.

Baca juga: Daftar 10 Saham Paling Cuan dan Boncos dalam Sepekan

Lalu, apakah obligasi merupakan instrumen yang tahan terhadap krisis?

Sony bilang, ketika terjadi krisis finansial negara menggunakan obligasi utuk menandai penanggulangan. Awal mulanya penggunaan obligasi dilakukan saat krisis 1998 di mana obligasi negara diterbitkan dalam rangka menaggulangi krisis Rp 400 triliun - Rp 600 triliun.

Kemudian, tahun 2020 hingga saat ini, obligasi sekarang dipergunakan untk menanggulangi pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: 3 Tips Panen Cuan Saham Saat Momen Window Dressing

 

Financial expert CNBC Olivia Lousie mengungkapkan, obligasi negara aman, asal investasi tersebut dipertahankan hingga jatuh tempo.

Lalu, apakah obligasi cocok bagi investor dengan profil agresif?

"Boleh atau tidak (investor agresif) ke obligasi negara? boleh tapi enggak sebesar investasi untuk yang profil risikonya konservatif. Semakin usia mendekati pensiun tentu yang lebih aman dan stabil (investasinya), dengan porsi yang aman lebih besar, misal obligasi negara 50-70 persen," ujar dia.

"Siapapun cocok di obligasi negara, termasuk yang suka trading, karena ada yang bonds trader yang belum diketahui, padahal ini profesi yang menjanjikan," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com