Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasabah Prioritas Perbankan Gemar Investasi di Obligasi dan Reksa Dana

Kompas.com - 04/09/2023, 16:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank DBS Indonesia (DBS Indonesia) melaporkan, nasabah prioritas atau yang memiliki rekening Rp 500 juta sampai Rp 2 miliar lebih gemar berinvestasi di obligasi dan reksa dana.

Data layanan nasabah prioritas DBS Treasures mencatat, total dana kelolaan (asset under management/AUM) tumbuh 17 persen secara tahunan pada semester I-2023.

Sebagai gambaran, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menerangkan ada 1,14 juta rekening dengan volume Rp 1.073 triliun yang memiliki tabungan pada rentang itu. Angka itu tumbuh 7 persen sejak 2021 hingga 2023.

Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan, pertumbuhan pada rentang ini adalah potensi yang dapat digarap oleh wealth management perbankan.

Baca juga: Suku Bunga The Fed Tinggi, Saham dan Obligasi Masih Layak Dikoleksi?

"Untuk nasabah di atas 45 tahun, growth paling besar di DBS itu di obligasi dan reksadana," kata dia dalam konferensi pers, Senin (4/9/2023).

Ia menambahkan, pada demografi tertentu nasabah mencari produk yang memiliki imbal hasil optimal sesuai dengan pertimbangan risikonya.

Obligasi disebut memiliki imbal hasil yang tetap melalui suku bunga kupon (coupon rate) tergantung produknya.

Adapun, nasabah biasanya lebih memilih obligasi pemerintah yang dinilai lebih terjamin, atau risikonya minimal.

"Obligasi milik pemerintah dinilai lebih aman," imbuh dia.

Rudy sendiri mengaku, DBS Indonesia menjadi perbankan nomor empat terbesar dalam urusan distribusi obligasi pemerintah.

Di samping itu, nasabah juga gemar untuk berinvestasi di reksa dana. Produk ini juga disebut memiliki risiko terukur karena telah diatur oleh manajer investasi.

Baca juga: Ada Risiko Inflasi, Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap Masih Menarik?

"Mungkin return-nya (imbal hasil) tidak sebesar equity (saham), tapi risikonya juga tidak sebesar saham," imbuh dia.

Lebih lanjut, catatan DBS menunjukkan produk obligasi pemerintah lebih digemari dengan mengambil porsi 60 persen dari portofolio.

Menururt data Rudy, rata-rata transaksi untuk pembelian obligasi di DBS ada pada kisaran Rp 100 juta.

"Yang di bawah 45 tahun transaksinya sudah semakin banyak, cuma mungkin value-nya belu, besar," tandas dia.

Sebagai informasi, simpanan yang dijamin LPS hanya tabungan dengan nominal sampai dengan Rp 2 miliar. Sedangkan nominal tabungan di atas Rp 2 miliar hanya dijamin sebagian.

Baca juga: Otorita: Malaysia dan Singapura Berminat Investasi di IKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com