Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Risiko Inflasi, Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap Masih Menarik?

Kompas.com - 01/09/2023, 16:55 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan, reksa dana pendapatan tetap masih berpotensi memberikan kinerja optimal tahun ini.

Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan menerangkan, Indonesia memiliki daya tarik bagi investor asing. Hal itu terutama ditopang pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang terjaga.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada semester I-2023 sebesar 5,17 persen, atau lebih kuat dari perkiraan.

Baca juga: Cara Mulai Investasi Reksa Dana dengan Modal Rp 100.000

"Ini merupakan angka pertumbuhan yang terkuat dalam tiga kuartal terakhir," kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (1/9/2023).

Selain itu, Bank Indonesia masih mempertahankan tingkat suku bunga di level saat ini karena dianggap cukup untuk menahan inflasi.

Di sisi lain, konsumsi masyarakat dan aktivitas produksi industri di dalam negeri juga masih terjaga baik.

Baca juga: Cara Beli Reksa Dana di Jenius

Katarina memproyeksikan yang menjadi penopang pertumbuhan Indonesia yaitu perbaikan struktural pada neraca berjalan dan penanaman modal.

"Kedua hal ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada pembiayaan eksternal dan diharapkan dapat menopang resiliensi nilai tukar rupiah,” imbuh dia.

Sementara itu, Director & Chief Investment Officer Fixed Income MAMI Ezra Nazula mengatakan, kebijakan dovish BI di tengah meredanya inflasi akan terus menjaga daya tarik dan imbal hasil obligasi tetap stabil.

Baca juga: Mengukur Peluang Investasi Reksa Dana Sepanjang 2023

Dovish sendiri adalah sinyal dalam kebijakan moneter bank sentral untuk menunda atau menurunkan kenaikan suku bunga.

"Jadi, kami lihat kondisi pasar obligasi masih akan positif hingga akhir tahun ditopang oleh dinamika global dan domestik yang baik," ungkap dia.

Ezra menerangkan, ada beberapa katalis bagi pasar obligasi di tahun ini, antara lain yang utama adalah sudah tercapainya puncak kenaikan suku bunga acuan BI serta pengurangan target penerbitan surat berharga pemerintah di tengah defisit anggaran yang mengecil.

Baca juga: OJK Terbitkan Aturan Baru untuk Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif

Selain itu, inflasi yang rendah serta permintaan domestik yang kuat menjadi faktor pendukung pasar obligasi.

Dari sisi global, arus masuk investasi asing ke Surat Berharga Negara (SBN) masih akan berlanjut di tengah masih cukup rendahnya kepemilikan asing, hanya sebesar 15,51 persen per akhir semester I-2023.

Belum lagi, volatilitas pasar obligasi diperkirakan akan sangat mereda setelah Fed Funds Rate mencapai puncaknya, yang diperkirakan tercapai tidak lama lagi.

"Reksa dana pendapatan tetap dapat dimanfaatkan oleh investor dengan profil risiko konservatif dan moderat (risiko menengah), serta cocok untuk investasi dalam jangka pendek hingga menengah," tandas dia.

Baca juga: Simak 5 Tips Investasi Reksa Dana bagi Pemula

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com