Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngos-ngosan Bangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Mau Lanjut Surabaya?

Kompas.com - 22/09/2023, 16:19 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Mega proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) kembali jadi bulan-bulanan kritik publik Tanah Air. Sebabnya, pemerintah terbuka untuk menjamin pembayaran cicilan utang ke China di proyek tersebut.

Untuk diketahui, total panjang lintasan Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah 142 kilometer, menghubungkan kawasan Halim di Jakarta Timur dengan Tegalluar yang masuk ke wilayah Kabupaten Bandung.

Pemerintah sendiri berkali-kali melontarkan wacana untuk melanjutkan proyek KCJB hingga ke Surabaya. Meski sejauh ini pemerintah tak pernah merilis detail skema pembiayaan maupun apakah akan tetap menggandeng China atau negara lain.

Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, menyebut untuk merealisasikan wacana menyambung Jakarta-Surabaya dengan kereta peluru bakal sangat sulit dilakukan.

Baca juga: Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Terlebih apabila melihat dari proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang hanya berjarak sekitar 140 kilomerter, biayanya membengkak sampai Rp 110 triliun lebih. 

Belum lagi, sejauh ini belum pasti bagaimana potensi penumpang KCJB yang nanti berpengaruh pada perkiraan balik modal, mengingat KCJB memiliki kekurangan, yakni jalur kereta tidak berhenti di Kota Bandung yang merupakan kantong penumpang terbesar.

"Jelas berat meneruskan pembangunan Kereta Cepat Jakarta Surabaya. Secara komersial pengembalian modalnya sangat lama, sementara ketika APBN terlibat ruang fiskal sudah sempit," beber Bhima dikutip pada Jumat (22/9/2023).

Selain itu, hal yang harus diperhatikan, pengerjaan proyek KCJB juga sangat didominasi perusahaan dan tenaga kerja asal China.

Baca juga: Kala Faisal Basri Sebut KCJB Mustahil Bisa Balik Modal, Bahkan sampai Kiamat

Dominasi China juga sangat tampak dari perusahaan kontraktor penggarap engineering procurement construction (EPC) proyek ini.

Di mana perusahaan BUMN China mendominasi sebesar 70 persen dari total EPC di proyek pembangunan KCJB. Pihak Indonesia kebagian sebesar 30 persen EPC yang digarap PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika.

Total ada 6 perusahaan China yang menjadi kontraktor utama antara lain Sinohydro, China Railway International (CRIC), dan China Railway Engineering Corporation (CREC).

Berikutnya CRRC Corporation Limited, China Railway Signal and Communication (CRCR), dan China Railway Design Corporation (CRDC).

"Pertimbangan selain penambahan utang adalah beban impor teknologi, besi baja, dan tenaga kerja akan melemahkan nilai tukar rupiah," ungkap Bhima.

Baca juga: Sri Mulyani Klarifikasi Tudingan APBN Digadaikan ke China demi KCJB

Asumsi investasi Kereta Cepat Jakarta Surabaya

Dengan asumsi panjang 142 kilometer dan keseluruhan biaya investasi Rp 110,22 triliun proyek KCJB saat ini, artinya untuk setiap 1 kilometer proyek kereta cepat membutuhkan investasi Rp 776,19 miliar.

Pemerintah sendiri berencana melanjutkan proyek kereta cepat dari Bandung bisa sampai ke Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com