BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Sido Muncul Serahkan PO Senilai Rp 450 Juta kepada Poktan Kapulaga dan Kunyit

Kompas.com - 29/09/2023, 13:13 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KUNINGAN, KOMPAS.COM – PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk menyerahkan purchase order (PO) senilai total Rp 450 juta kepada dua kelompok tani (poktan) asal Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah.

PO tersebut diserahkan dalam kegiatan Launching Pusat Layanan Usaha Terpadu - Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT-KUMKM) di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) PLUT KUMKM Kuningan, Jl Panawuan, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (27/9/2023).

Kegiatan yang digelar Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) itu diikuti oleh seluruh pegiat UMKM dan PLUT se-Indonesia secara daring dan luring.

Adapun sejumlah kelompok UMKM yang turut meramaikan dan menampilkan produk unggulannya berasal dari Kuningan, Cirebon, Indramayu, Majalengka, serta wilayah lain yang bertetangga dengan Kabupaten Kuningan.

Manager Pusat Penelitian Rempah Sido Muncul Bambang Supartoko menuturkan, penyerahan PO tersebut merupakan bentuk komitmen Sido Muncul untuk terus memperkuat jaringan UMKM petani tanaman rempah dan obat.

“Kedua poktan tersebut sudah melewati tahapan panjang bertahun-tahun dari pendampingan awal, pembinaan, peningkatan mutu kualitas produk, serta ketentuan-ketentuan lainya,” kata Bambang.

Ia menjelaskan, poktan yang mendapatkan PO dari Sido Muncul adalah Kelompok Tani Subur Agung Sejahtera asal Kabupaten Karanganyar yang diketuai Sugiono (55) dan Kelompok Tani Kridoyuwono asal Kabupaten Banyumas yang diketuai Sodirin Firdaus (40).

Kelompok Tani Subur Agung mendapatkan PO senilai Rp 100 juta untuk produk kunyit dan jahe, sedangkan Kelompok Tani Kridoyuwono mendapatkan PO senilai Rp 350 juta untuk produk kapulaga.

Berdasarkan catatan riset Bambang, kedua poktan tersebut merupakan mitra yang memiliki progres baik dan berkembang pesat.

Poktan besutan Sodirin Firdaus, misalnya, berhasil menggerakkan ratusan petani Banyumas untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kapulaga di atas lahan 70 hektare. Bahkan, mereka saat ini tengah melangsungkan proses pembebasan seluas lahan 50 hektare untuk area penanaman baru.

“Dengan (skema) kerja sama ini, mitra petani mendapatkan keuntungan pasar atau penyerapan, kepastian jumlah, dan tentunya kepastian harga. Sementara, Sido Muncul mendapatkan keuntungan lewat jaminan mutu bahan baku yang sudah standar, serta kepastian pasokan dan harga,” tuturnya.

Bambang menilai, skema kemitraan tersebut efektif untuk memotong rantai pasokan yang cukup panjang. Sebab, di lapangan, banyak pemasok yang mendapatkan bahan baku dari sumber yang tidak diketahui asalnya.

“Nah, Kemenkop UKM bersama Sido Muncul berkomitmen untuk memotong rantai pasok agar lebih efisien dan memberikan nilai tambah bagi para petani. Konsekuensinya, petani harus terus meningkatkan mutu,” tambah Bambang.

Sementara itu, Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menyampaikan, program PLUT dapat memberikan manfaat besar dalam perekonomian.

“Sistem pengembangan, penguatan jaringan, dan kemitraan sebagai urat nadi PLUT dapat menjadi contoh untuk kota dan kabupaten lain,” tuturnya.

Terkait implementasi program, sambung Arif, pihaknya menginisiasi penguatan jaringan kemitraan untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi.

Ia mencontohkan, ada beberapa pelaku usaha mikro yang mendapatkan fasilitas pendampingan sekaligus kerja sama dengan perusahaan-perusahaan off-taker.

“Contohnya, Sido Muncul. Model kemitraan petani dengan Sido Muncul ini sangat baik karena dari data, para pelaku UMKM yang bisa naik kelas adalah mereka yang mempunyai jaringan, baik dari sisi bahan baku, produksi, maupun pemasaran,” kata Arif.

Atas inisiatif itu, lanjutnya, Kemenkop UKM menyampaikan apresiasi kepada semua pemangku kepentingan, termasuk Sido Muncul.. Pihaknya juga mengharapkan kerja sama yang telah terjalin terus berjalan baik, ditingkatkan, serta menjadi pilot project yang mampu menarik minat pemangku kepentingan lainnya.

“Mudah-mudahan, para pelaku UMKM yang sudah dibina juga akan memberikan dampak saling menguntungkan. Manfaat baik (kerja sama) itu (diharapkan berdampak positif) untuk masyarakat dan para mitra-mitranya,” harap Arif.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com