Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen BUMN Ungkap Rencana Penggabungan AP I dan AP II

Kompas.com - 03/10/2023, 21:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo buka-bukaan terkait rencana penggabungan PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dengan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II.

Nantinya, bakal dibentuk satu perusahaan sebagai holding yang menaungi kedua BUMN pengelola bandara tersebut. Penggabungan AP I dan AP II ini bertujuan mengintegrasikan layanan transportasi udara.

"Kalau AP I dan II itu adalah kita akan menggabungkan, kita akan bikin PT di atasnya. Kita lihat integrasi layanan udara ini harus menyatu, karena kan kita kemarin melakukan planning terpisah barat sama timur,” ujarnya saat ditemui di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Update Merger Maskapai BUMN, Wamen Tiko: Pesawat dan Lisensi Pelita Dipindah ke Citilink

"Kita ingin ada perusahaan strategic holding di atasnya yang menggabungkan. Sehingga nanti akan ada proses interaksi untuk membangun ekosistem transportasi udara secara utuh," tambah pria yang akrab disapa Tiko itu.

Ia mengungkapkan, pembentukan holding yang menaungi AP I dan AP II ditargetkan rampung tahun ini.

Selain itu, Kementerian BUMN juga tengah mengkaji pemisahan atau spin off Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Ngurah Rai Bali menjadi badan usaha tersendiri usai pembentukan holding.

"Nanti setelah itu (pembentukan holding), kita akan lihat apakah akan me-spin off beberapa BUBU (badan usaha bandar udara) yang besar. Contohnya kaya Jakarta sama Bali, itu mungkin kita akan spin off jadi opco (operating company) tersendiri dengan BUBU tersendiri," papar dia.

Menurutnya, pemisahan tersebut dilakukan agar bandara besar seperti Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai bisa lebih lincah dalam pengembangan dan menarik investasi. Tiko bilang, saat ini investasi di kedua bandara itu masih belum optimal.

Baca juga: Erick Thohir: Garuda Indonesia Tetap Premium, Citilink dan Pelita Air Merger

"Memang Jakarta dan Bali harus terpisah, karena kalau nanti digabungkan dengan keseluruhan, dia kemampuan fundraising-nya kurang," ungkapnya.

Kendati begitu, rencana pemisahan dan pembentukan anak usaha baru terkait Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai tersebut harus mendapat restu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terlebih dahulu.

"Tergantung nanti Permenhub (Peraturan Menteri Perhubungan). Kalau Permenhub meng-allow (mengizinkan) kita untuk melepaskan Bali dan Soekarno Hatta sebagai opco terpisah, kita ingin pisah sehingga nanti untuk fundraising dan ekspansi lebih mudah," tutup Tiko.

Baca juga: Stafsus Erick Thohir: Merger 3 Maskapai BUMN Bukan Berarti Melebur, tapi Cukup 1 Manajemen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com