BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Waresix

Jarang Disadari, “Bocor Alus” Biaya Logistik Berikut Dapat Bebani Perusahaan

Kompas.com - 11/10/2023, 14:15 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Biaya logistik di Indonesia merupakan salah satu yang termahal di dunia. Menurut kajian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) yang dipublikasikan pada Mei 2023, biaya logistik Indonesia mencapai 21-23 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Tak heran, pelaku usaha terus berupaya menekan biaya logistik agar terjadi efisiensi pada biaya produksi dan peningkatan daya saing.

Sayangnya, alih-alih berhemat, upaya tersebut justru bisa menimbulkan “bocor alus” yang membuat biaya produksi semakin tinggi.

President of waresix Eric Dharma mengatakan, komponen biaya logistik tak sekadar biaya transportasi. Terdapat biaya lain, seperti gudang, inventory, distribusi, dan tenaga kerja, yang turut membentuk biaya logistik.

Itu berarti, efisiensi perlu dilakukan pada semua komponen pembentuk biaya logistik. Bila tidak, “bocor alus” pada biaya logistik akan terjadi.

Untuk diketahui, waresix merupakan salah satu integrator logistik digital terbesar di Indonesia. Adapun waresix menyediakan tiga layanan utama, yakni transportasi darat, pengangkutan domestik, serta gudang dan terminal logistik terpadu. Informasi mengenai ketiga layanan tersebut bisa didapatkan melalui laman resmi waresix.

Menurut Eric, jika dibiarkan, “bocor alus” tersebut akan mengakibatkan kenaikan biaya yang signifikan di akhir. Sebab, pengendalian biaya logistik memiliki efek berganda terhadap komponen biaya lain dan harga barang.

“Misalnya, jika menurunkan biaya logistik di tahap awal rantai pasok sebesar Rp 100, bukan berarti harga barang hanya akan turun Rp 100. Pada tahap akhir, total penurunannya bisa jadi Rp 1.000. Efeknya bukan satu banding satu, melainkan satu banding tiga atau lebih. Efek itu juga berlaku saat biaya logistik naik,” jelas Eric lewat jawaban tertulis kepada Kompas.com, Jumat (15/9/2023).

Eric menjelaskan, persentase biaya logistik Indonesia terhadap PDB merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Oleh sebab itu, peluang untuk dapat menurunkan biaya logistik juga tinggi.

Karena efeknya berganda, penurunan biaya logistik tersebut juga akan berdampak besar, misalnya terhadap penurunan harga barang, peningkatan daya beli, serta pendapatan nasional.

“Soal efisiensi efisiensi biaya logistik bukan sekadar berkaitan dengan biaya transportasi yang murah, melainkan manajemen perencanaan pengiriman yang efektif dan efisien. Hal ini berdampak signifikan pada pengendalian biaya logistik secara keseluruhan,” jelas Eric.

Oleh sebab itu, manajemen perencanaan pengiriman yang efektif dan efisien perlu dilakukan agar bisa menekan harga barang.

Secara umum, lanjut Eric, masalah yang kerap dialami pengguna akibat manajemen perencanaan pengiriman yang buruk adalah keterlambatan pengiriman, routing pengiriman yang kurang efisien, kesalahan koordinasi antarpihak atau antarmoda transportasi, pengiriman dan penempatan barang di gudang yang sulit dilacak, serta pengolahan data pengiriman yang sulit akibat sistem perusahaan logistik yang masih konvensional.

Baca juga: Biaya Logistik Jangan Sampai Bebani Usaha Kecil

Dia mencontohkan, routing pengiriman yang kurang efisien dapat membuat jarak tempuh menjadi lebih panjang. Hal ini bisa menambah biaya bahan bakar, waktu, dan kerusakan yang mungkin terjadi dalam perjalanan.

“Oleh sebab itu, optimasi perencanaan rute merupakan aspek penting dalam mengefisienkan biaya pengiriman,” ucap Eric.

Tak hanya itu, perencanaan waktu pengiriman yang tidak cermat juga dapat menambah biaya logistik akibat durasi perjalanan yang semakin panjang.

Untuk menghindari hal itu, pengguna hendaknya memperhatikan jadwal armada transportasi (kapal, pesawat, atau kereta) dan ketersediaan gudang sehingga waktu tunggu (detention) dapat diminimalkan.

Ilustrasi logistik THINKSTOCK/ake1150sb Ilustrasi logistik

Eric melanjutkan, kesalahan pemilihan moda transportasi juga bisa menimbulkan “bocor alus” pada biaya logistik. Sebab, hal itu bisa memicu keterlambatan atau ongkos pengiriman yang lebih besar.

“Jadi, jika dibutuhkan pengiriman cepat, pengguna mau tidak mau harus memilih pesawat. Sementara, jika ingin (biaya pengiriman yang) lebih murah, pengguna bisa kapal laut. Di sini, pengguna harus bisa merencanakan target pengiriman barang dan jadwal transportasi pilihan secara tepat,” jelas Eric.

Tantangan industri logistik Tanah Air

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam sektor logistik. Meski demikian, perkembangan industri logistik Indonesia dinilai masih cukup baik.

Hal itu terlihat dari data dari Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) yang menyebutkan bahwa industri logistik Indonesia diprediksi bertumbuh 5 hingga 8 persen pada 2023.

Nilai investasi pada sektor tersebut pun terbilang menjanjikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) serta penanaman modal asing (PMA) dalam sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi mencapai Rp 134,3 triliun pada 2022.

Angka itu menempatkan ketiga sektor tersebut berada pada peringkat ketiga capaian PMDN dan PMA serta melampaui investasi pada sektor perumahan, perkantoran, dan kawasan industri.

“Sayangnya, perkembangan industri logistik Indonesia belum diimbangi dengan kinerja industri logistik,” ucap Eric.

Sebagai informasi, Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2023 turun 17 peringkat dari peringkat ke-45 pada 2018 menjadi 63 dari 139 negara.

Sementara, lima negara di kawasan Asia Tenggara lain berada pada peringkat yang lebih baik ketimbang Indonesia, termasuk Singapura yang menduduki peringkat pertama LPI.

Baca juga: Tekan Biaya Logistik, 149 Pelabuhan Sudah Terapkan Digitalisasi

Eric menilai, peringkat tersebut menunjukkan bahwa pengaturan arus pengiriman barang di Indonesia masih belum efektif dan efisien.

“Pengaturan arus pengiriman barang dapat dilihat dari enam aspek kunci, yakni customs, infrastructure, international shipments, logistics competence and quality, timelines, serta tracking and tracing,” jelas dia.

Agar potensi perkembangan industri logistik Indonesia berjalan maksimal, lanjut Eric, seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri logistik, perlu memperbaiki kinerja logistik.

“Para pelaku industri logistik harus terus berinovasi, baik dari segi teknologi maupun pengembangan sumber daya manusia (manpower) mereka,” ucap Eric.

Digitalisasi jadi kunci

Pada era industri 4.0, teknologi dan digitalisasi merupakan kunci untuk mendorong perkembangan industri logistik.

“Terdapat tiga teknologi utama yang dapat dimanfaatkan oleh industri logistik, yakni artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), dan advanced robotic (AR). Teknologi-teknologi ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan logistik,” jelas Eric.

Digitalisasi logistik, lanjut dia, dapat mempercepat proses informasi pergerakan material atau produk, aliran informasi, cash flow, dan aliran informasi dokumen logistik. Selain itu, digitalisasi logistik juga dapat mengurangi biaya logistik sehingga daya saing pun meningkat.

Adapun teknologi dan digitalisasi dapat mendukung sebagian besar proses dalam industri logistik, mulai dari perencanaan hingga pengiriman akhir.

“Contohnya, pemanfaatan software route optimization dapat membantu perencanaan rute secara lebih baik dan cepat,” tambah Eric

Berbeda dengan aplikasi atau software pemetaan pada umumnya, software route optimization dapat menentukan rute terbaik dengan cara memperhitungkan sejumlah faktor.

Ilustrasi logistik, pengiriman barang. PEXELS/TIMA MIROSHNICHENKO Ilustrasi logistik, pengiriman barang.

Beberapa faktor yang diperhitungkan adalah tonase pengiriman yang disesuaikan dengan kontur daerah pengiriman dan dimensi truk yang disesuaikan dengan kondisi jalan. Software ini juga dapat memperhitungkan kondisi cuaca dan kepadatan lalu lintas.

Eric melanjutkan, penggunaan teknologi global positioning system (GPS), radio frequency identification (RFID), dan sensor juga dapat mempermudah pemantauan lokasi armada.

Ada pula transport management system yang berguna untuk memfasilitasi perencanaan, optimalisasi, dan pelaksanaan operasi transportasi secara lebih baik.

Berbagai teknologi tersebut juga dimanfaatkan waresix. Sebagai perusahaan teknologi dan integrator logistik terkemuka di Indonesia, waresix mengelaborasi produk digital sebagai salah satu solusi untuk melakukan efisiensi logistik.

“Kami membangun teknologi berupa platform waresix Operating System (wOS) yang dapat menyatukan proses logistik dan supply chain. Platform ini dapat membantu kami dalam mendigitalisasi dan mengotomasi proses konvensional sehingga perencanaan serta pengelolaan pengiriman menjadi lebih akurat, transparan, dan akuntabel,” jelas Eric.

Secara sederhana, wOS merupakan solusi end-to-end yang meliputi layanan transportasi darat, pergudangan, freight forwarding, dan pengelolaan logistik proyek dengan tingkat kerumitan tinggi.

Baca juga: Pemerintah Dorong Penataan Ekosistem Logistik lewat Penerapan National Logistics Ecosystem

Melalui solusi end-to-end, waresix juga memastikan setiap tahap, mulai dari perencanaan hingga pengiriman, terhubung dan berjalan sesuai rencana. Solusi ini bahkan mampu memenuhi tuntutan unik dari industri pertambangan.

"Solusi tersebut dapat direncanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna secara akurat," ucap Eric.

Dengan demikian, solusi itu bisa menghindari bottleneck dan penundaan yang dapat mengganggu keseluruhan proses logistik.

Untuk mendorong efisiensi dalam proses logistik, wOS hadir dengan sejumlah fitur canggih. Salah satunya adalah Order Management. Lewat fitur ini, pengisian data ke alamat yang sama tak perlu dilakukan berulang-ulang. Kemudian, fitur Active Shipment Visibility yang dapat mempermudah pelacakan status pengiriman.

“Platform wOS juga mengunggulkan fitur Smart Routing yang dapat membantu penentuan rute terbaik sehingga dapat mengurangi jarak tempuh yang tak perlu,” tambah Eric.

Ada pula fitur Smart Matching Engine, yakni mesin pencocokan berbasis AI yang secara otomatis memilih transporter yang paling sesuai dengan kebutuhan pelanggan dalam hitungan kurang dari tiga menit.

Platform wOS juga memiliki fitur Vehicle Source Planning, yakni mesin perencana alokasi muatan untuk memaksimalkan kapasitas kendaraan dan mengurangi biaya transportasi.

Selain oleh integrator, platform wOS juga dibuat untuk dapat digunakan oleh pengguna layanan Waresix.

“Lewat wOS, pelanggan dapat membuat pesanan serta mendapatkan data pengiriman dan laporan kinerja. Platform wOS juga terintegrasi dengan sistem yang dimiliki pelanggan guna menghindari pekerjaan berulang,” jelas Eric.

Eric melanjutkan, perencanaan, integrasi dan pelaksanaan multimoda yang mulus, solusi logistik terintegrasi, serta otomatisasi proses melalui platform wOS telah mendorong efisiensi operasional pelanggan.

Pada salah satu klien industri kebutuhan sehari-hari atau fast moving consumer good (FMCG), misalnya, Waresix mampu membuat perencanaan 500 pengiriman hanya dalam waktu tiga menit melalui fitur Smart Routing.

“Proses tersebut 20 kali lebih cepat jika dibandingkan perencanaan manual,” ucap Eric.

Berkat layanan yang dihadirkan waresix, jarak tempuh pengiriman berhasil dikurangi hingga 50 persen. Kemudian, tingkat keberhasilan pengiriman pada hari yang sama juga meningkat dari 73 persen menjadi 97 persen.

Teknologi dan digitalisasi terbukti mampu mengubah operasional logistik menjadi lebih efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas proses kerja (way of working) industri logistik.

“’Bocor alus’ pada biaya logistik pun bisa dihindari. Pada akhirnya, daya saing bisnis dapat meningkat dan peluang baru terbuka lebar,” imbuh Eric.

Informasi selengkapnya mengenai waresix bisa Anda temukan pada tautan berikut.


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com