Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Adanya Inflasi pada Masa Awal Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 22/10/2023, 05:39 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kondisi ekonomi Indonesia saat baru merdeka bisa dibilang sangat buruk, salah satu sebabnya adalah meroketnya harga-harga barang. Lalu apa penyebab adanya inflasi pada masa awal kemerdekaan Indonesia?

Sebagai informasi saja, Indonesia sempat mengalami inflasi parah pada periode tahun 1950-an, di mana harga-harga barang naik lebih dari 100 persen atau dua kali lipatnya. Imbasnya, uang yang beredar seolah tidak ada nilainya.

Mengutip M.C. Ricklefs dalam bukunya berjudul Sejarah Indonesia Modern (2007), terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh beredarnya tiga jenis mata uang secara bersamaan.

Mengutip laman Kementerian Keuangan, pemerintah Indonesia mulai tanggal 1 Oktober 1945 menetapkan berlakunya mata uang yang beredar secara bersamaan di wilayah Republik Indonesia (RI), yaitu uang De Javasche Bank, uang Hindia Belanda, dan uang Jepang.

Baca juga: Mengapa Pemerintah Hindia Belanda Melaksanakan Tanam Paksa?

Pada 2 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah Republik Indonesia yang menetapkan bahwa uang NICA tidak berlaku di wilayah Republik Indonesia.

Kemudian Maklumat Presiden Republik Indonesia 3 Oktober 1945 yang menentukan jenis-jenis uang yang sementara masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Saat itu, Indonesia memiliki empat mata uang yang sah, yaitu:

  • Pertama, sisa zaman kolonial Belanda yaitu uang kertas De Javasche Bank.
  • Kedua, uang kertas dan logam pemerintah Hindia Belanda yang telah disiapkan Jepang sebelum menguasai Indonesia yaitu DeJapansche Regering dengan satuan gulden (f) yang dikeluarkan tahun 1942.
  • Ketiga, uang kertas pendudukan Jepang yang menggunakan Bahasa Indonesia yaitu Dai Nippon emisi 1943 dengan pecahan bernilai 100 rupiah.
  • Keempat, Dai Nippon Teikoku Seibu, emisi 1943 bergambar Wayang Orang Satria Gatot Kaca bernilai 10 rupiah dan gambar Rumah Gadang Minang bernilai 5 rupiah.

Bersamaan dengan dikeluarkannya maklumat tersebut, pemerintah berencana menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI). Nah apa penyebab adanya inflasi pada masa awal kemerdekaan Indonesia?

Baca juga: Apa Itu Inflasi: Pengertian, Penyebab, dan Dampak Buruknya

Penyebab terjadinya inflasi pada awal kemerdekaan

Pada awal kemerdekaan Indonesia, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan inflasi. Beberapa faktor ini meliputi:

1. Kondisi ekonomi pasca-perang

Pertama terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh kondisi ekonomi yang sulit. Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia berada dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit karena dampak Perang Dunia II.

Banyak infrastruktur hancur, sumber daya terbatas, dan terjadi ketidakstabilan ekonomi yang disebabkan oleh perang.

2. Kekurangan sumber daya

Kedua terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh minimnya sumber daya. Pada saat itu, Indonesia menghadapi kekurangan sumber daya dan bahan mentah yang diperlukan.

Padahal sumber daya begitu penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti pangan, bahan bakar, dan barang konsumen. Hal ini memicu peningkatan harga barang-barang tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com