Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Ungkap Pencopotan Pj Walkot Cimahi karena Gagal Tekan Inflasi

Kompas.com - 16/10/2023, 14:59 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan alasan pencopotan Pj Walikota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan karena gagal mengatasi lonjakan inflasi.

Tito bilang Kota Cimahi sudah tiga bulan berturut-turut mengalami inflasi tinggi, bahkan sempat tertinggi se-Pulau Jawa.

"Cimahi dari Mei, Juni, Juli. Mei sudah masuk 10 besar (inflasi) kabupaten/kota se-Jawa. Kan Jawa Timur 38 kabupaten/kota, Jawa Tengah 33, Jawa Barat kalau enggak salah 29. Tambah lagi DKI Jakarta dan Banten. Artinya lebih dari 100 kabupaten/kota masuk, Mei, Juni, Juli. Mei rangking 10 besar, bahkan tertinggi inflasinya Juni juga tertinggi, di bulan Juli, dua kali nomor 1 tertinggi," ujar Tito usai acara peluncuran Gerakan Pangan Murah (GPM) di Jakarta, Senin (16/10/2023).

Baca juga: Data Inflasi Picu Kekhawatiran Suku Bunga, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Tito mengatakan pihaknya telah memperingati kepala daerah Cimahi itu untuk segera menurunkan tingkat inflasi yang salah satunya disebabkan harga cabai.

Harga cabai di Cimahi, kata Tito, selalu mengalami kenaikan. Padahal harga di daerah lainnya telah mengalami penurunan. Di sisi lain, Cimahi merupakan salah satu derah yang menjadi sentra terbesar produksi cabai.

"Kemudian dievaluasi, ya saya lihat bahwa kemampuan menangani inflasi kesungguhannya tak serius," tuturnya.

"Kalau daerah sulit ya, fine lah. Mungkin masalah distribusi medannya berat, daerah kering di sana. Ini daerah Cimahi kekurangan cabai. Menurut saya harga cabai (mahal) itu berarti something wrong with the management," sambung Tito.

Baca juga: Profil Dikdik Suratno Nugrahawan, Pj Wali Kota Cimahi yang Dicopot Mendagri gara-gara Inflasi

 

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan, pihaknya bakal mengevaluasi kinerja kepala daerah maupun penjabat kepala daerah berkaca dari pengendalian inflasi di masing-masing daerah.

Tito mengaku tak segan untuk mengganti penjabat kepala daerah yang gagal mengendalikan inflasi di daerah yang mereka pimpin.

"Kalau dia pj (penjabat), itu salah satu bahan dari kita untuk menilai, mengevaluasi, bila perlu ganti," kata Tito seusai Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Sementara itu, kata Tito, kepala daerah definitif yang gagal mengendalikan inflasi akan mendapatkan peringatan dari Kementerian Dalam Negeri.

Baca juga: Harga Pertamax Cs Naik Dinilai Tidak Berdampak Signifikan ke Inflasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com