Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Kota Solo Diguyur Belasan Proyek Pusat Saat Gibran Menjabat | Bankir-bankir Terkaya RI, Pupuk Kekayaan dari Investasi Saham

Kompas.com - 22/10/2023, 06:10 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

1. Polemik Kota Solo Diguyur Belasan Proyek Pusat Saat Gibran Menjabat

Semenjak dipimpin oleh Gibran Rakabuming Raka, pembangunan di Kota Solo semakin berkembang pesat. Di bawah kepemimpinan anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, daerah dengan nama resmi Surakarta ini terus berbenah.

Tercatat sejak dua tahun terakhir, banyak proyek pemerintah pusat melalui APBN yang digarap di Kota Solo. Dengan luas wilayah yang hanya sekitar 44 kilometer persegi tersebut, masifnya pembangunan di berbagai sudut kota sangat terasa.

Kondisi pembangunan infrastruktur besar-besaran di Kota Solo ini bisa dibilang sangat kontras apabila dibandingkan kawasan lain di Solo Raya seperti Kabupaten Boyolali, Sragen, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Wonogiri.

Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berujar belanja pemerintah pusat yang terbilang sangat besar di Kota Surakarta bisa saja mengarah pada indikasi nepotisme dan penyalahgunaan kekuasaan.

Selengkapnya baca di sini

2. Terus Melonjak Tajam, Ini Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian

Harga emas batangan Antam pada Sabtu (21/10/2023), dibanderol seharga Rp 1.040.000 atau melonjak Rp 12.000 apabila dibandingkan hari Jumat kemarin.

Kemudian untuk harga emas batangan pecahan 0,5 gram dibanderol seharga Rp 622.000 dan harga emas batangan Antam 2 gram dipatok Rp 2.219.000.

Sementara harga emas batangan yang dirilis PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) 1 gram dipatok seharga Rp 1.102.000 atau naik Rp 13.000 dibanding sehari sebelumnya.

Sama halnya dengan harga emas batangan Antam, harga emas hari ini UBS mengalami kenaikan cukup tajam. Untuk harga emas hari ini pecahan 0,5 gram UBS dijual seharga Rp 588.000 dan pecahan 2 gram seharga Rp 2.187.000.

Selengkapnya baca di sini

3. Cerita Petani Kopi Sistem Pagar di Lampung, Panen Meningkat 3 Kali Lipat

Hasil panen lebih banyak diperoleh petani kopi asal Lampung Barat yang menanam pohon kopinya dengan sistem "pagar" sejak empat tahun lalu.

Supriyono (48) kini bisa tersenyum puas setiap kali panen kopi arabika di kebunnya yang hanya seluas seperempat hektar itu. Hasil panen kebun kecil itu bisa menyamai panen kopi seluas 1 hektar yang ditanam secara tradisional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com