Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Menerapkan Komunikasi Asertif di Tempat Kerja

Kompas.com - 23/10/2023, 12:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Tak bisa dimungkiri komunikasi adalah kunci keberhasilan dalam dunia profesional. Apa pun posisi dan seberapa tinggi jabatan, komunikasi sangat diperlukan agar tak terjadi miskomunikasi yang justru menghambat pekerjaan.

Namun, tak semua bentuk komunikasi dapat diaplikasikan dengan tepat. Hal ini perlu disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya, komunikasi secara kritis yang perlu diterapkan saat sedang menelaah suatu proposal atau proyek yang sedang dijalankan anggota tim.

Di sisi lain, terdapat salah satu bentuk komunikasi yang sangat diperlukan dalam dunia kerja, yaitu komunikasi asertif. Dalam siniar Obsesif episode “Komunikasi Asertif, Kritis atau Agresif” dengan tautan s.id/ObsesifKomunikasi, komunikasi ini berfungsi agar semua pekerja bisa menyalurkan pendapatnya tanpa rasa takut.

Komunikasi asertif dapat dimaknai sebagai teknik komunikasi untuk menyampaikan pendapat secara lugas tanpa menyinggung baik secara verbal maupun non-verbal.

Bentuk komunikasi ini juga ternyata bisa membantu kita dalam mengendalikan stres dan emosi sehingga lebih efektif saat dihadapkan dengan suatu permasalahan. Alhasil, kita pun dapat mencari solusi yang tepat lewat pemikiran yang jernih.

Manfaat Komunikasi Asertif

Menurut Betterup, sikap asertif dapat membantu kita mengekspresikan opini, sekaligus memahami bagaimana orang lain menyampaikan pendapatnya. Komunikasi ini bisa membantu kita jadi pribadi yang lebih tegas dan berguna untuk mengelola stres karena karena sulit menolak sesuatu.

Baca juga: Bagaimana Memaksimalkan Potensi Gen Z?

Pada dasarnya, komunikasi asertif berada di antara bentuk komunikasi yang terlalu ‘baik’ hingga cenderung abai terhadap diri sendiri dan komunikasi ‘buruk’ yang berdampak negatif terhadap relasi dengan orang lain.

Komunikasi asertif mengajarkan kita untuk tegas karena didasarkan pada rasa saling menghormati. Kita pun tak segan untuk mengutarakan pendapat dan perasaan jika terdapat hal yang berjalan tak sesuai.

Bukan hanya isi pesannya, sebab komunikasi asertif juga berfokus pada cara penyampaiannya. Pasalnya, jika komunikasi terjalin dengan cara yang terlalu pasif atau agresif, pesan kita jadi tak tersampaikan karena terlalu fokus pada sikap kita.

Belajar Menjadi Lebih Asertif

Selain melalui pola asuh, komunikasi asertif juga dapat dilakukan dengan melatih diri secara terus-menerus. Melansir Indeed, ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk melatih komunikasi asertif.

Pertama, perhatikan kembali cara komunikasi kita. Jika rekan kerja masih enggan berinteraksi, pikirkan hal apa yang membuat mereka tak nyaman berbicara dengan kita. Apakah kita terlalu menghakimi mereka atau justru kita kurang responsif dalam memberi jawaban.

Kedua, alih-alih berfokus pada orang lain, kita bisa mulai menggunakan perspektif ‘saya’. Misalnya, saat pekerjaan rekan kerja kurang rapi, kita tidak mengatakan “kamu salah” melainkan “saya pikir, lebih baik seperti ini…”.

Hal ini akan membuat orang lain mengetahui apa yang Anda pikirkan atau rasakan tanpa terdengar menuduh.

Ketiga, berlatih mengatakan tidak. Ini diperlukan agar kita bisa berhenti memprioritaskan orang lain dibandingkan diri sendiri. Jika sulit menolak permintaan, cobalah untuk langsung mengatakan ‘tidak’. Terlebih, jika pekerjaan utama belum selesai.

Sebenarnya, tidak perlu menjelaskan alasan kita menolak, namun jika masih ada rasa segan, kita bisa memberikan alasannya. Namun, yang perlu jadi catatan, kita tak boleh ragu dan harus menjawabnya dengan tegas.

Baca juga: Menjadi Karyawan Berintegritas di Tempat Kerja

Dengarkan informasi lengkap seputar komunikasi asertif dalam siniar Obsesif episode “Komunikasi Asertif, Kritis atau Agresif” dengan tautan s.id/ObsesifKomunikasi.

Dengarkan pula episode lainnya yang tak kalah menarik dan menginspirasi dalam siniar Obsesif di Spotify, Noice, dan juga TipTip (khusus konten LED Talk) melalui tautan berikut tiptip.co/p/ObsesifLEDTalk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com