Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Kelayakan LRT Bali Ditarget Rampung Akhir Tahun

Kompas.com - 23/10/2023, 17:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana membangun Light Rail Transit (LRT) di Bali. Pembangunan kereta modern ini ditargetkan bisa di mulai pada 2024.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, saat ini pemerintah sedang melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS), dan ditargetkan rampung akhir tahun 2023.

"Sedang disiapkan (feasibility study), mudah-mudahan akhir tahun ini bisa selesai," ujarnya saat ditemui usai acara Kompas100 CEO Forum di Shangri-La Hotel, Jakarta, Senin (23/10/2023).

Baca juga: Lebih Murah, Ini Perubahan Promo Tarif LRT Jabodebek untuk Akhir Pekan dan Libur Nasional

Nantinya LRT Bali akan dibangun dengan rute Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga ke Seminyak dan Canggu. Adapun skema pembangunannya yakni rel bawah tanah atau underground.

Suharso mengatakan, diperlukan skema pendanaan dari negara dalam pembangunan LRT Bali. Hal ini untuk memastikan harga tiket LRT Bali nantinya bisa terjangkau oleh masyarakat.

Menurut dia, harga tiket LRT Bali berpotensi tidak terjangkau masyarakat jika keseluruhan pembangunannya dibiayai dari skema bisnis.

"Buat kami di Bappenas, menghitung ada bagian dari barang publik di sana yaitu misalnya right of way itu kalau bisa dibiayai oleh negara, oleh pemerintah," papar Suharso.

"Karena kalau tidak (dibantu negara), nanti harga tiketnya itu enggak affordable," tambah dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pembangunan LRT Bali akan melibatkan swasta maupun investor asing. Saat ini proyek tersebut sudah diminati oleh beberapa investor asing yang berasal dari Korea Selatan, Jepang, dan China.

Baca juga: Tata Cara Naik LRT Jabodebek

Dia menjelaskan, pemerintah akan menerima siapa pun investornya jika memenuhi ketentuan, yakni memiliki teknologi pembangunan LRT, kemampuan pembangunan yang cepat dan biaya yang kompetitif, serta bersedia melakukan transfer teknologi.

"Ada (investor asing yang mau masuk), yang jelas ada Korea, Jepang, China, mana saja yang mau transfer teknologi, cepat dan murah, kita akan ambil," kata Luhut saat ditemui di Sopo Del Tower, Jakarta, Kamis (28/9/2023).

Ia menuturkan, pembangunan LRT Bali memang diperlukan untuk mengurai kemacetan di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dia menyebut, jika LRT tidak dibangun maka kemacetan bisa mencapai 3 jam di masa mendatang.

"Kalau itu tidak dilakukan maka 2026 itu kita akan bisa stuck 3 jam di airport (bandara)," katanya.

Baca juga: LRT Jabodebek Batalkan 28 Perjalanan, Ini Respons Menhub

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com