Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Tahan Suku Bunga, Rupiah Menguat 0,51 Persen

Kompas.com - 02/11/2023, 16:39 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup menguat pada Kamis (2/11/2023). Sentimen positif utama rupiah hari ini ialah keputusan bank sentral AS, The Federal Reserve, untuk mempertahankan suku bunga acuannya.

Melansir data Bloomberg, pada sesi perdagangan hari ini nilai tukar rupiah ditutup menguat 86 poin atau 0,51 persen ke Rp 15.855 per dollar AS. Sejak pembukaan perdagangan, nilai tukar Mata Uang Garuda terus berada di zona hijau.

Mengacu kurs Jisdor, nilai tukar rupiah juga terapresiasi. Tercatat pada Kamis hari ini, nilai tukar rupiah setara Rp 15.861 per dollar AS, lebih rendah dari Rabu (1/11/2023) kemarin sebesar Rp 15.946 per dollar AS.

Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga, Rupiah Menguat Jauhi Level 16.000

Apresiasi nilai tukar rupiah di selaras dengan indeks dollar AS yang melemah. Mengacu data Investing, Greenback bergerak pada zona negatif di kisaran 106,17.

Analis pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, setelah The Fed mengumumkan untuk menahan suku bunga acuannya, indeks dollar AS langsung terdepresiasi. Pasalnya, keputusan The Fed dinilai investor sebagai sikap bank sentral yang sudah tidak lagi terlalu agresif.

"Sikap bank sentral AS yang tidak terlalu hawkish terhadap kebijakan suku bunga tinggi di masa yang akan datang mendorong pelemahan dollar AS," kata dia kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melesat

Selain indeks dollar AS, pengumuman The Fed juga berimbas terhadap imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS. Ariston menyebutkan, yield obligasi tenor 10 tahun saat ini turun ke kisaran 4,7 persen dari sebelumnya 4,9 persen.

Koreksi imbal hasil itu tidak terlepas dari kembali masuknya aliran modal asing dari pasar negara maju ke negara berkembang. Hal ini ditunjukkan dari penguatan bursa saham Asia pada hari ini.

"Hasil the Fed ini untuk sementara dimanfaatkan pelaku pasar untuk masuk kembali ke aset berisiko," ucapnya.

Baca juga: Sri Mulyani Jelaskan Alasan Rupiah Terus Tertekan Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com