Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendaki Menuju "Net Zero Emission"

Kompas.com - 16/11/2023, 15:12 WIB
Yoga Sukmana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sedang berupaya mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 dengan berbagai upaya yang mulai dilakukan saat ini. 

Namun upaya menuju net zero emission dinilai tidak akan mudah. Bahkan dinilai sebagai upaya pendakian yang menanjak.

“Bauran energi ini dapat menurunkan tingkat biaya listrik lebih dari 20 persen,” kata Presiden Wartsila Energy & Wakil Presiden Eksekutif Wartsila Energy EVP Warstsila Anders Lindberg saat Media Round Table Energi Transisi di ICE BSD Tangerang, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Menperin Targetkan Nol Emisi Karbon di Sektor Industri 2050

Asia Tenggara kata dia, membutuhkan penggunaan kapasitas energi terbarukan sebesar 1.100 GW di seluruh Asia Tenggara dalam 30 tahun mendatang.

Ia mengatakan untuk mencapai itu diperlukan tambahan lebih dari 25 GW kapasitas tenaga surya dan angin setiap tahunnya hingga 2050.

Lindberg menilai energi terbarukan memiliki tantangan karena produksi energinya bersifat intermiten dan sangat bervariasi.

Oleh karena itu ia menilai energi tersebut perlu diimbangi dengan kapasitas yang fleksibel seperti mesin penyeimbang jaringan dan penyimpanan energi untuk memastikan daya yang stabil dan andal.

Baca juga: Perusahaan Sawit di Papua Laksanakan Upaya Nol Emisi Karbon

Wartsila mengaku sudah membuat model sistem ketenagalistrikan net zero di Indonesia, Vietnam, dan Filipina pada tahun lalu.

Ia mengatakan hasil pemodelan menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik yang fleksibel dapat mendukung integrasi lebih banyak energi terbarukan.

Selain itu, bauran energi yang hemat biaya disebut dapat menurunkan tingkat biaya listrik sebesar lebih dari 20 persen.

Lindberg menilai listrik yang terjangkau dan berkelanjutan sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian di Asia.

Baca juga: Ini Strategi Kementerian ESDM Dorong Transisi Energi, demi Capai Target Net Zero Emission 2060

Sementara Direktur Energy Business New Build Indonesia, Wartsila Energy Febron Siregar mengatakan, sistem ketenagalistrikan yang tidak fleksibel membatasi jumlah energi terbarukan yang dapat diintegrasikan.

Ia menilai hal itu dapat menyebabkan ketidakstabilan jaringan listrik, pemadaman listrik, pembatasan energi terbarukan, dan biaya sistem yang lebih tinggi.

Jika hal itu diprioritaskan dibandingkan energi terbarukan berbiaya rendah, ia manilai konsumen harus membayar harga listrik yang lebih tinggi.

Baca juga: Investor Asing Catat Net Buy Besar di Tengah Koreksi IHSG, Berikut Saham Paling Banyak Dibeli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com