Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kaya akan SDA tetapi Tidak Memanfaatkan dengan Baik...

Kompas.com - 20/11/2023, 18:17 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan berbagai jenis sumber daya alam (SDA). Namun demikian, potensi tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, terlihat dari data yang dibuat oleh berbagai lembaga keuangan internasional.

Senior Associate International Institute for Sustainable Development and Principal Midsummer Analytivs, Robert Smith mengatakan, Indonesia selalu masuk dalam daftar 10 besar negara dengan potensi kayu, ikan, batu bara, gas alam, hingga nikel terbanyak dunia.

Akan tetapi, ketika menggunakan skema perhitungan modal alam atau natural capital secara agregat, Indonesia tidak masuk dalam peringkat 10 besar. Indonesia menduduki peringkat 14 negara dengan natural capital terbesar dan hanya menempati peringkat 79 natural capital per capita.

Baca juga: Soal Hilirisasi SDA, Ganjar-Mahfud Bakal Bangun Konektivitas dan Rantai Pasok Global

"Jadi jelas, Indonesia memiliki banyak sumber kekayaan alam, tidak ada yang memungkiri itu, tapi Indonesia tidak memanfaatkan dengan baik seperti negara lain," ujar Robert, dalam Soft Launching: A Comprehensive Wealth Report in Indonesia, di Jakarta, Senin (20/11/2023).

Lebih lanjut Robert menyebutkan, Brazil yang juga memiliki potensi sumber daya alam besar, memiliki tingkat natural capital dua kali lebih besar dari Indonesia. Bahkan, China memiliki natural capital yang jauh lebih masif, yakni 6 kali lipat lebih besar dari natural capital Indonesia.

"Malaysia, negara yang mirip dengan Indonesia dalam berbagai aspek, memiliki hutan yang identikal seperti hutan Indonesia, tapi Malaysia mampu menghasilkan kekayaan 6 kali lipat lebih besar dari setiap pohon yang ditebang dibanding Indonesia," tutur Robert.

Dengan melihat data tersebut, Robert menyebutkan, Indonesia meninggalkan banyak potensi pendapatan dari setiap aktivitas penebangan kayu yang dilakukan.

Berdasarkan data yang dibuat oleh IISD, natural capital Indonesia memang bergerak relatif stagnan sejak 1995. Salah satu pemicunya ialah ketergantungan Indonesia terhadap SDA yang bersifat tidak dapat diperbarukan.

"Jadi ketika Indonesia kehabisan SDA yang tidak dapat diperbarukan, maka tidak ada lagi sumber yang dapat mengerek pendapatan ke depan," ucap Robert.

Baca juga: Menimbang Hilirisasi SDA dan Ekonomi Berkelanjutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com