Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo: Kecepatan Internet RI Peringkat 98 Dunia, Peringkat 9 di Asia Tenggara

Kompas.com - 28/11/2023, 12:17 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, kecepatan internet di Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara lain, bahkan tingakat Asia Tenggara.

Budi mengatakan, kecepatan internet Indonesia saat ini diperingkat 98 dunia dan peringkat 9 di kawasan Asia Tenggara.

"Kecepatan internet Indonesia baru peringkat 98 di dunia, rata-rata kecepatan internet kita 23,2 mpbs , sedangkan negara lain jauh lebih cepat bahkan kita nomor 9 dari 10 negara di ASEAN soal kecepatan internet kita cuma menang dari Myanmar, kita ngomong apa adanya," kata Budi dalam acara Indonesia Digital Summit 2023 di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

"Sama Laos dan Kamboja saja kita kalah, sama Singapura jangan dibandingkan kecepatan internetnya," sambungnya.

Baca juga: Menkominfo: Baru 30 Persen ASN yang Bisa Adopsi Cara Kerja Digital

Budi mengatakan, kecepatan internet Indonesia masih lambat khususnya beberapa daerah. Karenanya, kata dia, pemerintah terus menggodok kebijakan agar pelaku usaha di sektor jasa internet meningkatkan kecepatan internet.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi digital akan serba cepat apabila didukung dengan kecepatan internet yang baik.

"Saya godok kebijakan agar asosiasi pengguna jasa internet itu cepetin dong (Internet), mereka dapat menjual internet 100 mbps cost-nya sama, cuma yang ditawarin 5-10 mbps, kapan bisa cepatnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian terkait percepatan internet agar mendukung ekosistem digital.

"Kita lagi kaji dalam 5 tahun atau 10 tahun ke depan akan ada kecepatan internet yang mendukung ekosistem digital di seluruh Indonesia, harus di seluruh Indonesia," ucap dia.

Baca juga: Hasil Riset: Milenial Pakai Paylater untuk Beli Paket Internet sampai Liburan

Kecepatan internet RI di Asean

Sebelumnya, platform pengujian kecepatan internet Speedtest dari Ookla, merilis data terbaru tentang kecepatan internet seluruh dunia, baik seluler (mobile) maupun kabel (fixed broadband).

Data tersebut dituangkan dalam laporan "Speedtest Global Index 2022", dan dalam laporan ini, kecepatan internet Indonesia terlihat masih kalah dibanding negara-negara "tetangga" di Asia Tenggara.

Dari 10 negara di Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi terakhir, alias memiliki kecepatan internet seluler paling lambat dengan kecepatan unduh (download) 17,57 Mbps, unggah (upload) 10,65 Mbps, dan waktu proses data (latency) 27 ms.

Selengkapnya, berikut kecepatan internet seluler dan kabel di 10 negara Asia Tenggara, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Speedtest.com, Jumat (20/1/2023).

Kecepatan internet seluler (download, upload, latency)

  1. Brunei Darussalam: 98,25 Mbps, 35,93 Mbps, 15 ms
  2. Singapura: 79,58 Mbps, 15,91 Mbps, 17 ms
  3. Malaysia: 43,46 Mbps, 12,08 Mbps, 25 ms
  4. Vietnam: 42,07 Mbps, 18,25 Mbps, 23 ms
  5. Thailand: 37,71 Mbps, 13,17 Mbps, 23 ms
  6. Laos: 29,21 Mbps, 15,05 Mbps, 27 ms
  7. Myanmar: 25,48 Mbps, 12,58 Mbps, 24 ms
  8. Filipina: 25,12 Mbps, 6,15 Mbps, 23 ms
  9. Kamboja: 20,01 Mbps, 7,86 Mbps, 24 ms
  10. Indonesia: 17,57 Mbps, 10,65 Mbps, 27 ms

Kecepatan internet kabel (download, upload, latency)

  1. Singapura: 225,71 Mbps, 191,76 Mbps, 4 ms
  2. Thailand: 198,98 Mbps, 170,45 Mbps, 5 ms
  3. Malaysia: 90,89 Mbps, 50,74 Mbps, 7 ms
  4. Filipina: 87,13 Mbps, 84,78 Mbps, 6 ms
  5. Vietnam: 82,22 Mbps, 83,90 Mbps, 5 ms
  6. Brunei Darussalam: 46,48 Mbps, 36,37 Mbps, 4 ms
  7. Laos: 29,09 Mbps, 26,47 Mbps, 6 ms
  8. Indonesia: 25,45 Mbps, 12,95 Mbps, 7 ms
  9. Kamboja: 20,13 Mbps, 21,51 Mbps, 5 ms
  10. Myanmar: 19,13 Mbps, 17,87 Mbps, 7 ms
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com