Asosiasi "E-commerce" Pastikan Lazada dan Shopee Sudah Tutup Layanan Impor

JAKARTA, KOMPAS.com - Executive Director Indonesian e-Commerce Association (idEA) Arshi Adini memastikan bahwa dua anggota asosiasinya, yaitu Lazada dan Shopee, sudah menutup layanan impor atau cross border.

Ia mengatakan, hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

"Khusus member Idea barang cross border kita sudah kita tutup, jadi Lazada, Shopee sudah tutup layanan cross border atau layanan impor," kata Arshi saat ditemui dalam diskusi "Menekan Dampak FOMO dalam Tren Belanja Online" di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Pemerintah Bakal Larang E-commerce Jual Barang di Bawah HPP, Bikin UMKM Merugi?

DOK. Pexels/Nataliya Vaitkevich. Ilustrasi e-commerce.

Arshi mengatakan, selain menutup cross border, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait penetapan harga minimum produk.

Ia mengatakan, langkah tersebut salah satu upaya untuk menghentikan predatory pricing.

"Asosiasi E-Commerce memandang wacana penetapan harga minimum berdasarkan harga pokok produksi atau HPP harus dikaji lebih dalam," ujarnya.

Arshi mengatakan, mekanisme penetapan harga minimum harus diatur secara detail seperti jenis produk dengan mempertimbangan seluruh pihak.

Baca juga: Lazada: Indonesia Pasar Besar untuk E-commerce, Semua Punya Kesempatan Sama

"Jadi bukan hanya pelaku usaha tetapi konsumen juga jadi harga bersaing di publik baik produsen maupun penjual, penjual online maupun offline. Jadi kita bicara dua sisi bukan hanya online," tuturnya.

Lebih lanjut, Arshi mengatakan, pihaknya siap berkoordinasi dengan pemerintah dalam upaya memberantas predatory pricing.