Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Co Founder" Pluang: "Wealth Generation" Penting untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 30/11/2023, 16:33 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com  - Co-Founder Pluang Claudia Kolonas menyatakan, banyak generasi muda yang bersemangat dalam menumbuhkan aset untuk menciptakan kesejahteraan (wealth generation) dengan memilih untuk investasi dimulai dari aset kripto. Pluang sendiri merupakan salah satu aplikasi investasi multi-aset di Indonesia.

"Walau aset kripto dinilai sangat volatile, semangat investasi generasi muda ini tetap terus berkembang dan mulai berani diversifikasi merambah ke aset investasi lainnya, seperti emas digital, reksa dana, serta saham dan juga indeks AS," sebut Claudia dalam obrolan bersama Gita Wirjawan, mantan menteri perdagangan yang juga seorang investor dan entrepreneur, di podcast Endgame seperti dikutip dalam keteranganya, Kamis (30/11/2023).

Claudia meyakini bahwa resiliensi dalam berinvestasi merupakan salah satu kunci utama keberhasilan dalam membangun kekayaan. "Karena kita tidak dapat menjadi bijak jika tidak mengalami kejatuhan dalam berinvestasi," sebutnya.

Baca juga: Tips Investasi Jelang 2024, Jenis Reksadana Ini Bisa Jadi Pilihan

Sebab lanjut dia, semakin besarnya kontribusi anak muda dalam investasi akan dapat menggerakkan ekonomi Indonesia agar bertumbuh lebih cepat.

"Untuk mencapai tujuan tersebut, Pluang hadir sebagai solusi untuk masyarakat Indonesia agar dapat memulai perjalanan investasi mereka dengan mudah dan aman," kata wanita lulusan MBA dari Harvard Business School ini.

Investasi berkorelasi dengan perkembangan ekonomi

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi secara jangka panjang, baik Claudia maupun Gita sepakat bahwa hal itu akan memperbesar ukuran ekonomi Indonesia, sehingga “kue” ekonomi yang tersedia menjadi semakin besar untuk setiap orang.

Keduanya menilai investasi atau aktivitas penciptaan kekayaan untuk meningkatkan kesejahteraan (wealth generation) akan meningkatkan uang beredar di masyarakat atau M2. Gita mengatakan, saat ini rasio uang beredar (M2) di Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berada pada level 46 persen. Di negara-negara maju, rasio tersebut mencapai minimal 150 persen.

Menurut Claudia, peran dan dukungan pemerintah cukup signifikan dalam mengakselerasi pertumbuhan industri keuangan dan pasar modal Indonesia. Salah satu bentuk dukungan itu adalah Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

Tujuan dari undang-undang ini serta peraturan turunannya adalah untuk memperkuat sektor keuangan sebagai tulang punggung negara, sehingga dunia semakin percaya dengan industri keuangan Indonesia dan semakin banyak investasi global yang masuk ke sistem keuangan domestik, termasuk pasar modal.

Selain itu, menurut Claudia, adanya perundang-undangan dan peraturan yang mendukung dan menjaga sektor keuangan Indonesia akan membantu baik industri maupun regulator untuk mengikuti bahkan mempelopori inovasi teknologi digital di industri jasa keuangan.

Sebagai contoh, teknologi blockchain dapat membantu akselerasi inklusi keuangan di Indonesia karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui penyajian transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana.

“Kita lihat banyak diskusi mengenai ide penggunaan teknologi blockchain untuk membantu produk digital, misalnya bursa karbon, dan juga pengaturan sistem pembayaran seperti Central Bank Digital Currency (CBDC) yang saat ini sedang digodok juga oleh Bank Indonesia. Dengan teknologi blockchain sebenarnya sejalan dengan pandangan anak-anak muda bahwa mereka ingin dana yang mereka miliki ada dalam kendali mereka, serta ada transparansi yang akan membuat mereka bisa lebih percaya lagi dengan investasi atau menabung,” ujar Claudia.

Baca juga: Tips Pilih Produk Investasi Syariah Sesuai Kebutuhan


Dengan berbagai upaya untuk menarik lebih banyak generasi muda Indonesia untuk mulai berinvestasi, Claudia menilai pentingnya anak muda untuk meresapi pesan Ray Dalio, seorang investor miliarder dan hedge fund manager asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai “financial guru” dengan pelajaran keuangan yang mudah dimengerti oleh semua orang.

Menurut Ray Dalio, generasi muda sejak dini perlu memahami diri mereka sendiri serta berbagai fase kehidupan agar tidak silau dengan janji gratifikasi instan.

“Orang tidak bisa belajar investasi dengan sudah untung di awal. Kalau sudah untung di awal dan terus-terusan untung, itu justru membahayakan menurut saya karena merupakan risiko sistemik dan bisa membuat bubble yang nantinya akan memperparah keadaan. Menurut saya, setback (kondisi resesi global) ini sangat penting dari perjalanan investasi untuk setiap nasabah atau setiap anak muda yang ingin berinvestasi untuk dapat mengerti siklus volatilitas pasar,” ujar Claudia.

Baca juga: Mau Investasi Kripto? Simak Peluang dan Sentimen yang Membayanginya?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com