Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ONLINE SHOPPING

E-Commerce RI Sedang Landai, Sinergi TikTok dan Tokopedia Bakal Jadi Angin Segar?

Kompas.com - 11/12/2023, 17:35 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Aplikasi media sosial berbasis video pendek format vertikal milik ByteDance Ltd, TikTok, resmi berinvestasi di Tokopedia. Dengan demikian, TikTok Shop akan beroperasi di Indonesia melalui platform e-commerce milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tersebut.

Kemitraan tersebut dilakukan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan serta perluasan pasar bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) nasional.

Sebagai komitmen jangka panjang investasi dan mendukung operasional Tokopedia, TikTok akan menginvestasikan lebih dari 1,5 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 23 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.500 per dollar AS.

Investasi itu dilakukan tanpa menyebabkan dilusi lebih lanjut terhadap kepemilikan GoTo atas Tokopedia.

Direktur Utama GoTo Patrick Walujo menjelaskan, kerja sama itu akan melahirkan juara e-commerce Indonesia dengan mengombinasikan antara kekuatan lokal dan jangkauan pasar yang masif Tokopedia serta kecanggihan teknologi TikTok.

“Kami berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan UMKM lokal dan mempromosikan produk buatan Indonesia. (Berkat kerja sama tersebut) bisnis GoTo kini memiliki fondasi lebih kuat dan diharapkan akan membawa banyak manfaat bagi bisnis e-commerce serta layanan on-demand dan bisnis fintech kami," kata Patrick dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Baca juga: TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Kerja sama antara TikTok dan GoTo juga dapat memperluas manfaat bagi pengguna serta pelaku UMKM Indonesia. Pertumbuhan dari kombinasi bisnis ini akan membawa keuntungan bagi GoTo yang akan tetap menjadi mitra ekosistem bagi Tokopedia, termasuk menjangkau pasar lebih luas melalui layanan keuangan digital GoTo Financial dan on-demand services Gojek.

GoTo pun akan menerima aliran pendapatan dari Tokopedia sesuai dengan pertumbuhan perusahaan tersebut.

Executive Director of TikTok E-Commerce Indonesia Stephanie Susilo menuturkan, kerja sama dengan Tokopedia mengawali babak baru komitmen jangka panjang perusahaan untuk berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kami memiliki tujuan sama untuk mendukung konsumen dan UMKM Indonesia. Bagi kami, GoTo sebagai juara nasional adalah mitra paling ideal untuk mencapai misi bersama dalam memberdayakan dan mendukung kemajuan bisnis lokal,” tuturnya.

Baca juga: TikTok Kuasai 75 Persen Saham Tokopedia

Jadi “angin segar”

Kesepakatan strategis antara TikTok dan Tokopedia menjadi “angin segar” di tengah tren penurunan sektor e-commerce di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, sebagaimana laporan outlook Google, Temasek, dan Bain & Co yang dirilis pada Rabu (1/11/2023).

Berdasarkan outlook itu, nilai gross merchandise value (GMV) atau jumlah total barang dagangan yang terjual melalui situs dan aplikasi e-commerce di Indonesia mengalami perlambatan tahun ini.

Laporan outlook Google, Temasek, dan Bain & Co yang dirilis pada Rabu (1/11/2023).Dok. Tokopedia Laporan outlook Google, Temasek, dan Bain & Co yang dirilis pada Rabu (1/11/2023).

Pertumbuhan GMV e-commerce Indonesia pada 2023 ditaksir hanya 7 persen menjadi 62 miliar dollar AS atau sekitar Rp 961 triliun. Padahal, pada periode sama 2021-2022, pertumbuhan GMV e-commerce di Tanah Air melejit 20 persen menjadi 58 miliar dollar AS atau setara Rp 899 triliun.

Meski begitu, laporan tersebut memprediksi GMV e-commerce Indonesia akan bertumbuh lagi sebesar 15 persen menjadi 82 miliar dollar AS atau setara Rp 1.271 triliun pada 2023-2025.
Perlambatan sektor e-commerce di Indonesia juga disorot Bank Indonesia (BI). Hal ini disampaikan dalam dokumen Pertemuan Tahunan BI 2023 dan dirilis ke publik pada Rabu (29/11/2023).

Baca juga: TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

BI pun menurunkan perkiraan total nilai transaksi e-commerce pada 2023 dengan estimasi sebesar Rp 474 triliun. Angka ini lebih rendah dari dengan perkiraan BI pada awal 2023, yakni Rp 533 triliun dan terkoreksi 0,48 persen dari realisasi transaksi e-commerce tahun lalu yang mencapai Rp 476,3 triliun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com