Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macam-macam Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

Kompas.com - 12/12/2023, 17:21 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - inflasi berdasarkan penyebabnya terbagi dalam beberapa kategori. Inflasi sendiri diartikkan sebagai suatu fenomena ketika harga-harga barang dan jasa mengalami kenaikan.

Penyebab paling umum yakni adanya lonjakan permintaan atasa suatu barang atau jasa. Jika permintaan barang dan jasa melebihi penawaran yang tersedia, perusahaan mungkin akan menaikkan harga untuk mengimbangi tingginya permintaan.

Kemudian peningkatan biaya produksi, seperti kenaikan upah atau harga bahan baku, dapat mendorong perusahaan untuk menaikkan harga produk mereka.

Kenaikan harga bahan baku, seperti minyak atau logam, juga dapat menyebabkan kenaikan biaya produksi dan kemudian meningkatkan harga produk akhir.

Baca juga: 9 Penyebab Inflasi yang Paling Sering Terjadi di Indonesia

Inflasi berdasarkan penyebabnya

Mengutip laman Bank Indonesia, berikut daftar inflasi berdasarkan penyebab:

1. Inflasi permintaan (demand pull inflation)

Jenis inflasi berdasarkan penyebabnya pertama adalah demand pull inflation. Ini terjadi ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawaran yang ada di pasar.

Peningkatan permintaan yang signifikan dapat menyebabkan kenaikan harga karena perusahaan dan pengecer dapat menetapkan harga lebih tinggi untuk mengimbangi tingginya permintaan.

2. Inflasi biaya (cost push inflation)

Jenis inflasi berdasarkan penyebabnya kedua adalah cost push inflation. Kondisi ini terjadi ketika biaya produksi barang dan jasa meningkat secara signifikan, mendorong kenaikan harga.

Kenaikan biaya produksi, seperti upah atau harga bahan baku, dapat mengakibatkan perusahaan menaikkan harga produk mereka.

3. Inflasi ekspektasi

Ekspektasi inflasi merujuk pada perkiraan atau harapan individu atau pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. Ekspektasi ini memainkan peran penting dalam perilaku konsumen, pengusaha, dan kebijakan ekonomi.

Baca juga: Harga Cabai hingga Kangkung Picu Inflasi di Batam dan Tanjungpinang

Ekspektasi inflasi mempengaruhi keputusan konsumen dalam hal pembelian dan tabungan. Jika konsumen mengantisipasi inflasi tinggi, mereka mungkin cenderung lebih cepat menghabiskan uang atau menginvestasikan aset mereka untuk menghindari depresiasi nilai uang.

Selain itu pengusaha membuat keputusan investasi berdasarkan ekspektasi inflasi. Jika mereka mengantisipasi inflasi yang tinggi, mereka mungkin akan menyesuaikan harga produk dan layanan mereka, atau bahkan meningkatkan investasi pada aset berharga.

Otoritas moneter, seperti bank sentral, juga memperhitungkan ekspektasi inflasi dalam menetapkan kebijakan moneter.

Jika ekspektasi inflasi rendah, bank sentral mungkin lebih cenderung untuk mengurangi suku bunga guna merangsang pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jika ekspektasi inflasi tinggi, kebijakan moneter dapat diarahkan untuk mengendalikan inflasi.

Itulah informasi seputar inflasi berdasarkan penyebabnya. Bila merujuk pada keterangan BI, jenis inflasi berdasarkan penyebabnya ada 3.

Inflasi berdasarkan penyebabnya yakni cost push inflation, kedua inflasi berdasarkan penyebab adalah demand pull inflation.Dok.BPBD Nunukan Inflasi berdasarkan penyebabnya yakni cost push inflation, kedua inflasi berdasarkan penyebab adalah demand pull inflation.

Baca juga: Inflasi yang Disebabkan oleh Bertambahnya Permintaan Masyarakat Disebut?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com