Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit APBN 2023 Melebar, tapi Masih Jauh di Bawah Target

Kompas.com - 15/12/2023, 14:30 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisiit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 kian melebar jelang tutup tahun anggaran. Namun demikian, realisasi defisit masih jauh lebih rendah dari target yang telah ditetapkan pemerintah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, APBN mencatatkan defisit sebesar Rp 35 triliun, atau setara 0,17 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) sampai dengan 12 Desember 2023. Nilai itu masih jauh lebih rendah dibanding target pemerintah, yakni defisit di kisaran 2,8 persen terhadap PDB.

Meskipun mencatatkan defisit, keseimbangan primer masih terjaga, yakni surplus sebesar Rp 378,6 triliun. Sebagai informasi, keseimbangan primer adalah total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

Baca juga: APBN 2024 Dukung Kesejahteraan Anak, dari Layanan Kesehatan hingga Inklusi Digital

"Jadi defisit kita di 12 Desember yang hanya Rp 35 triliun atau 0,17 persen terhadap PDB jauh lebih kecil dari desain defisit awal," ujar dia dalam konferensi pers APBN KiTa Desember 2023, di Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Defisit dibentuk dari pendapatan negara yang lebih rendah dari realisasi belanja negara. Bendahara negara menyebutkan, sampai dengan pekan kedua Desember pendapatan negara telah mencapai Rp 2.553,2 triliun.

Nilai realisasi itu sebenarnya sudah melampaui target awal APBN, yakni sebesar Rp 2.463 triliun. Namun, pada pertengahan tahun lalu pemerintah telah merevisi ke atas target pendapatan lewat Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2023 menjadi Rp 2.637,2 triliun.

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kemenkeu Optimalkan Kinerja Penyerapan APBN 2024 

"Jadi kalau dibandingkan target Perpres tahun 72 2023 yang revisi ke atas, itu kita masih belum mencapai. Tapi dari UU APBN awal kita sudah 103,66 persen," kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp 2.588,2 triliun. Nilai itu masih jauh dari target yang ditetapkan dalam APBN maupun Perpres 75 Tahun 2023.

Jika dibandingkan target APBN sebesar Rp 3.061,2 triliun, realisasi belanja negara baru mencapai 84,55 persen. Sementara itu, dibandingkan dengan target Perpres 75 Tahun 2023 sebesar Rp 3.117,2 triliun, realisaisnya baru mencapai 83,03 persen.

Dengan perkembangan pendapatan dan belanja tersebut, pemerintah telah melakukan pembiayaan sebesar Rp 289,6 triliun. Nilai itu jauh lebih rendah dari target APBN sebesar Rp 598,2 triliun dan target terbaru sebesar Rp 479,9 triliun.

Baca juga: Pede Defisit APBN di Bawah 2,3 Persen, Kemenkeu: Terlihat Semakin Nyata...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com