Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kemenkeu Sebut APBN Berperan untuk Capai Visi Indonesia Maju 2045

Kompas.com - 24/11/2023, 15:02 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Wahyu Utomo mengatakan, perekonomian Indonesia masih akan menghadapi beberapa tantangan.

Pertama, tensi geopolitik yang makin tinggi serta dampaknya kepada peta geopolitik dan perdagangan dunia. Kedua, dampak perubahan iklim yang semakin nyata dan perlu langkah antisipasi dan mitigasi.

Ketiga, perkembangan teknologi digital yang sangat cepat dan memiliki dampak serius pada perubahan perilaku baik dari sisi konsumsi maupun produksi. 

Keempat, transisi dari pandemi ke endemi tetap perlu diantisipasi dan diwaspadai, agar transisi menuju living with endemic dapat berjalan lancar.

Wahyu mengatakan, berbagai tantangan tersebut bisa menjadi ancaman yang perlu diwaspadai. Di sisi lain, tantangan itu juga menjadi peluang besar bagi perekonomian nasional. 

Baca juga: Menkeu: Surplus APBN September 2023 Capai Rp 67,7 Triliun

“Tantangan itu bisa menjadi windows of opportunity munculnya sumber-sumber pertumbuhan baru dalam mewujudkan visi Indonesia Maju 2045,” katanya dalam siaran pers, Jumat (24/11/2023). 

Dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian terkini, prospek perekonomian ke depan dan arah kebijakan untuk mendukung agenda pembangunan, pemerintah melalui Kemenkeu telah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro 2024.

Asumsi dasar makro 2024 itu meliputi pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 2,8 persen, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sebesar Rp 15.000.

Lalu, tingkat suku bunga surat berharga negara (SBN) selama 10 tahun sebesar 6,7 persen, harga minyak mentah Indonesia 82 dollar AS per barel, lifting minyak bumi 635.000 barel per hari, serta lifting gas 1,03 juta-1,033 juta barel setara minyak per hari.

Wahyu mengatakan, untuk menghadapi dinamika perekonomian global yang bergerak sangat dinamis, APBN harus mampu berfungsi sebagai shock absorber yang andal.

Baca juga: APBN 2024 Disebut Penting untuk Dorong Kelancaran Logistik dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

“Dengan begitu, APBN mampu melindungi daya beli masyarakat, menjaga stabilitas ekonomi, dan tetap menjaga agar pengelolaan fiskal sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dia menilai, perjalananan APBN 2023 yang sudah mulai memasuki ujung tahun menunjukan kinerja yang positif.

Hal itu terlihat dari pendapatan yang tumbuh seiring makin kuatnya pemulihan aktivitas ekonomi dan buah reformasi perpajakan, belanja tetap mampu melindungi daya beli masyarakat dan menopang pemulihan ekonomi, serta risiko fiskal makin terkendali yang terefleksi dari defisit dan utang terjaga di level manageable.

“Semoga kinerja positif APBN 2023 terus berlanjut hingga akhir tahun sehingga menjadi kado indah untuk menyongsong tantangan pada 2024,” harapnya.

Wahyu menegaskan, kebijakan fiskal 2024 bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari serangkaian kebijakan tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Sewindu Percepatan Transformasi Ekonomi, Pemerintah Fokus Jaga Kesehatan APBN

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com