Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negosiasi Saham Vale, Erick Thohir: Harganya Mesti "Fair"

Kompas.com - 19/12/2023, 20:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, negosiasi pelepasan atau divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih berproses. Ia bilang, pihak Indonesia ingin mendapatkan harga yang terbaik alias murah.

Diketahui, para pemegang saham Vale Indonesia yakni Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM) telah sepakat melepas 14 persen saham mereka kepada PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.

Saat ini negosiasi sedang berlanjut untuk menetapkan nilai 14 persen saham yang akan diambilalih Indonesia melalui MIND ID tersebut. Erick bilang, harga yang ditawarkan Vale kemahalan, sehingga pihaknya terus berupaya menekan harga tersebut.

Baca juga: Di Dubai, Vale Indonesia Rincikan Investasi Besar pada EBT

"Masih bertahan BUMN, masih negosiasi," ujar dia dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Erick enggan mengungkapkan target penyelesaian negosiasi. Menurutnya, pihak BUMN tegas akan terus bernegosiasi dengan pihak Vale sampai mendapat nilai yang menguntungkan bagi Indonesia.

"Pokoknya selama-lamanya. sampai kita dapat yang kita mau," katanya.

Baca juga: Belum Sepakat Soal Harga, Begini Kelanjutan Divestasi Saham Vale Indonesia

Ia bilang, pemerintah telah menerima keputusan Vale untuk hanya melepas 14 persen saham ke MIND ID dari yang diinginkan Kementerian BUMN sebesar 31 persen. Maka dari itu penetapan harga juga harus baik bagi pihak Indonesia.

"Valuasi harganya kita mesti fair, karena ini barang kita kok. Tapi bukan berarti kita enggak friendly sama investasi asing," ucap Erick.

Pelepasan saham Vale Indonesia memang merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk perpanjangan kontrak karya yang akan berakhir di 28 Desember 2025, yakni minimal 51 persen saham dikuasai oleh pihak Indonesia.

Baca juga: Divestasi Saham Vale Kemahalan, Stafsus Erick: Harusnya Lebih Murah

Saat ini saham Vale Indonesia dipegang oleh Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen, yang juga sebagai pengendali, dan sebesar 15,03 persen dimiliki Sumitomo Metal Mining.

Lalu sekitar 20 persen dipegang publik dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara MIND ID memiliki 20 persen saham Vale Indonesia yang telah diakuisisi sejak 2020 lalu.

Maka dengan divestasi saham lanjutan sebesar 14 persen tersebut, pihak Indonesia bakal memiliki 54 persen saham Vale Indonesia, terdiri dari 34 persen saham yang dimiliki MIND ID dan 20 persen saham di BEI.

Baca juga: Erick Thohir: Valuasi Divestasi Saham Vale Indonesia Ketinggian

Sebelumnya, Erick sempat mengatakan, jika tidak diberi harga murah, maka pemerintah akan memberlakukan relinquish atau penyusutan lahan tambang Vale Indonesia karena perusahaan tersebut tidak memenuhi komitmennya.

"Jadi ada kawasan besar dia punya sebagian dilepas. Memang juga seperti itu semua BUMN memang ada relinquish pengusaha besar swasta ada juga. Bisa saja untuk menekan valuasi dilepas," ucapnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Namun apabila Vale Indonesia tidak mau melepas lahan tambangnya, maka mereka harus menyocokkan valuasi harga saham yang didivestasikan ke MIND ID.

"Kalau mereka enggak mau, ya harus ketemu valuasinya," kata Erick.

Baca juga: Erick Thohir Ungkap Alasan PTDI Cicil Gaji Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com