Lebih dari 1.500 CEO di AS Resign dari Pekerjaan pada 2023, Ada Apa?

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah CEO di Amerika Serikat (AS) yang memilih untuk mengundurkan diri alias resign dari pekerjaan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023. Bahkan, jumlah CEO di AS yang resign mencapai lebih dari 1.000 orang sepanjang tahun ini.

Dikutip dari CNBC, Senin (25/12/2023), dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan Challenger, Gray, and Christmas, ditemukan bahwa lebih dari 1.500 CEO telah meninggalkan jabatan mereka sejauh ini pada tahun 2023.

Ini menandai jumlah pengunduran diri tertinggi sejak Challenger mulai melacak data pada tahun 2002.

Baca juga: Hal Penting yang Dilihat CEO dari Pegawai, Apa Itu?

PEXELS/FAUXELS Ilustrasi pegawai perusahaan.

“Setidaknya ada empat alasan mengapa kita melihat peningkatan pergantian CEO selama beberapa bulan terakhir,” kata Alexander Kirss, kepala penelitian senior di Gartner.

“Hal tersebut bisa berupa penundaan pensiun CEO, kelelahan yang dialami CEO, kekhawatiran mengenai kinerja CEO yang buruk. Dan yang terakhir, para CEO berkinerja tinggi yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mencapai peluang karier yang lebih menarik," tutur Kirss.

Pada saat terjadi gejolak yang tidak terduga seperti pandemi Covid-19, perusahaan biasanya mempertahankan CEO untuk membantu melewati masa-masa tersebut.

Meskipun demikian, ketika kondisi perekonomian kembali normal, selera dewan direksi terhadap risiko kembali muncul. Pencarian kepemimpinan baru pun dimulai.

Baca juga: CEO Levis Menyesal Tak Segera Pecat Pegawai yang Tak Kompeten, Kenapa?

Bagi para CEO, tekanan dalam memimpin perusahaan selama pandemi kini diperburuk oleh tantangan yang timbul dari meningkatnya ketegangan geopolitik, inflasi yang berkepanjangan, dan kemungkinan resesi.

Tren ini tidak hanya berdampak pada CEO, namun juga dapat menyebabkan pemotongan biaya, penundaan perekrutan, dan PHK, yang semuanya berdampak pada karyawan di setiap tingkatan.