Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu ‘Reli Sinterklas’ di Pasar Saham, Seperti Apa Dampaknya, dan Kapan Terjadinya?

Kompas.com - 28/12/2023, 08:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - "Reli Sinterklas" atau "Santa Claus Rally" saat ini tengah membayangi pergerakan pasar saham. Apa itu "Santa Claus Rally"?

Ekonom Wall Street menyebut "Santa Claus Rally" merupakan pergerakan saham-saham yang bullish alias menguat, dalam suatu periode. Suatu periode tersebut dapat diartikan lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari pertama di tahun baru.

Kepala strategi investasi di CFRA Sam Stovall mengatakan, dalam Reli Sinterklas yang terjadi saat ini, ada kecenderungan pada harga saham-saham untuk mempertahankan kenaikannya.

“Pasar ingin menyelesaikan kenaikan (reli saham) sebelum tahun ini berakhir,” kata Stovall mengutip CNBC.

Baca juga: Santa Claus Rally, Rupiah Dibuka Menguat Tipis

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, setelah terjadinya "window dressing" pada November-Desember 2023, hal selanjutnya yang akan terjadi adalah Reli Sinterklas.

“Penghujung tahun 2023 yang sudah hampir di depan mata, window dressing pada akhirnya telah terjadi pada December tahun ini sesuai dengan proyeksi kami,” kata Maximilianus pekan lalu.

Dia bilang, pada minggu ke-3 di bulan December atau minggu terakhir dalam ramainya transaksi. ‘Santa Claus Rally’ biasanya akan terjadi pada 5 hari perdagangan terakhir dan 2 hari pertama pada awal tahun 2024 mendatang.

“Minimnya transaksi akan membuat volatilitas menjadi lebih tinggi sehingga pasar akan berpotensi mengalami naik dan turun. Apakah hal tersebut mendukung? Sejauh ini secara tingkat probabilitas hal tersebut mendukung,” ujar dia.

“Yang kita nantikan dari data dari AS sudah cukup memberikan potensi akan adanya Santa Clause Rally,” ujar dia.

Baca juga: Jelang Santa Claus Rally, Begini Cara Maksimalkan Peluang di Pasar Saham

Tergantung data ekonomi AS

Maximilianus mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III-2023 masih tercatat mengalami kenaikan meskipun turun dari kuartal sebelumnya 5,2 persen menjadi 4,9 persen.

“Ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja (di AS) tetap tangguh, karena banyak perusahaan yang berusaha untuk mempertahankan para karyawannya. Hal ini tentu membantu daya beli dan konsumsi terjaga ditengah tingginya tingkat suku bunga,” ujar dia.

Apa yang menjadi sorot perhatian berikutnya? Yaitu data Core PCE Price Index QoQ kuartal III-2023 yang mengalami penurunan dari sebelumnya 2,3 persen menjadi 2 persen. Menurut Maximilianus, hal ini tentu saja seiring sejalan dengan apa yang disampaikan oleh The Fed beberapa waktu yang lalu.

Dalam Beige Books, disampaikan beberapa kegiatan bisnis bank sentral di berbagai daerah telah mengalami penurunan aktivitas bisnis ditambah dengan adanya pelemahan kondisi pasar tenaga kerja.

Baca juga: Window Dressing Saham: Definisi, Dampak, dan Contohnya

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com