Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kian Meningkat...

Kompas.com - 10/01/2024, 05:46 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengeluaran masyarakat untuk membayar cicilan pinjaman atau utang kian meningkat. Hal ini kemudian membuat pos pengeluaran untuk konsumsi menyusut.

Berdasarkan data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI), proporsi pembayaran cicilan utang terhadap pendapatan masyarakat mencapai 10 persen pada Desember 2023. Ini melanjutkan tren kenaikan beberapa bulan terakhir, di mana pada November mencapai level 9,3 persen.

Di sisi lain, pos pengeluaran untuk konsumsi kian susut. Tercatat, rasio pengeluaran untuk konsumsi terhadap pendapatan masyarakat kembali menurun menjadi 74,3 persen, dari bulan sebelumnya sebesar 75,3 persen.

Baca juga: Berapa Bunga Utang dari CDB untuk Tutupi Cost Overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, rasio cicilan utang sebesar 10 persen terhadap pendapatan masih tergolong sehat. Sebab menurutnya, "batas umum" pos pengeluaran untuk membayar utang ialah di kisaran 30-40 persen.

"Namun, perlu diingat bahwa rasio ini merupakan rata-rata nasional," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (9/1/2024).

Ia bilang, rasio pembayaran cicilan utang yang sudah mencapai 10 persen akan dirasa berat oleh masyarakat kelompok bawah. Proporsi itu bahkan disebut sudah menjadi beban yang cukup berat.

"Hal ini bisa menyebabkan daya beli masyarakat menjadi melemah," ujarnya.

Baca juga: Pengeluaran Masyarakat untuk Mencicil Utang Meningkat gara-gara Suku Bunga Tinggi dan Pinjol

Pemicu

Lebih lanjut Yusuf menilai, semakin meningkatnya alokasi pembayaran utang masyarakat disebabkan oleh kombinasi antara dua hal, yakni tingkat suku bunga acuan yang tinggi dan semakin mudahnya akses layanan pinjaman online (pinjol).

Ia menjelaskan, peningkatan suku bunga acuan BI pada tahun 2022 dan 2023 telah berdampak pada peningkatan suku bunga kredit perbankan. Berdasarkan data BI, suku bunga kredit perbankan berada di level 9,29 persen pada November 2023.

Dengan tingkat suku bunga kredit yang lebih tinggi, maka terdapat penyesuaian terhadap biaya cicilan yang perlu dikeluarkan masyarakat.

Baca juga: Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Semakin Meningkat

"Sehingga beban pembayaran cicilan utang menjadi lebih besar," kata dia.

Selain itu, masyarakat juga semakin mudah mendapatkan akses pembiayaan dari industri jasa keuangan non bank. Bukan hanya pinjol, layanan beli sekarang bayar nanti atau paylater juga kian digemari masyarakat.

Berbeda dengan bank, industri jasa keuangan non bank menawarkan layanan pembiayaan yang jauh lebih mudah persyaratannya. Oleh karenanya, banyak masyarakat memilih layanan ini.

"Hal ini membuat masyarakat lebih mudah untuk berhutang, baik yang sifatnya mendesak ataupun untuk pemenuhan barang konsumsi yang sifatnya tidak mendesak," tuturnya.

Baca juga: Utang Pemerintah Tembus Rp 8.000 Triliun, Kemenkeu Sebut Masih Aman, Ini Indikatornya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Wanti-wanti Kenaikan Tarif Tiket Kereta Api dan Bis

Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Wanti-wanti Kenaikan Tarif Tiket Kereta Api dan Bis

Whats New
IHSG Merah di Awal Sesi, Rupiah Melemah

IHSG Merah di Awal Sesi, Rupiah Melemah

Whats New
Harga Emas Terbaru 13 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 13 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem

Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem

Whats New
Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024

Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Berjejaring dan Berkomunitas, Kiat Sukses Sipetek dan Super Roti agar UMKM Go Global

Whats New
Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe

Whats New
Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Lowongan Kerja Nakhoda Kapal Pelni, Usia Maksimal 58 Tahun

Work Smart
IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Simak, 4 Instrumen untuk Maksimalkan Tabungan dari Gaji Bulanan

Earn Smart
'Face Recognition' Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

"Face Recognition" Kian Banyak Diadopsi Perusahaan untuk Presensi Pegawai

Work Smart
Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Bea Cukai Pastikan Pengiriman Jenazah dari Luar Negeri Tidak Dikenakan Bea Masuk

Whats New
'Startup' Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

"Startup" Gapai Dapat Pendanaan Awal Rp 16 Miliar, Ingin Bantu Pekerja RI Berkarier di Kancah Global

Work Smart
[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

[POPULER MONEY] Kementerian BUMN Bakal Terapkan Sistem Kerja 4 Hari Seminggu | Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com