Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun Usai Stok Minyak AS Naik Lebih dari Perkiraan

Kompas.com - 11/01/2024, 09:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia turun 1 persen pada akhir perdagangan Rabu (10/1/2024) waktu setempat atau Kamis (11/1/2024) pagi WIB, berbalik dari kondisi perdagangan sebelumnya yang menguat sekitar 2 persen.

Harga minyak mentah melemah setelah terjadi lonjakan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang mengejutkan, sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap rendahnya permintaan.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun 1 persen atau 79 sen AS ke level 76,80 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,2 persen atau 87 sen AS ke level 71,37 dollar AS per barrel.

Badan Informasi Energi (Energy Information Administration/EIA) AS melaporkan peningkatan mengejutkan pada stok minyak mentah mereka. Peningkatan stok yang lebih besar dari perkiraan juga terjadi pada penyimpanan bensin dan sulingan.

Baca juga: Harga Minyak Mentah RI Turun Dipicu Produksi Global yang Melimpah

Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar bahwa melemahnya permintaan minyak di AS, negara yang menjadi konsumen minyak terbesar di dunia.

"Laporan EIA menyoroti kekhawatiran investor terhadap melambatnya pertumbuhan permintaan," kata Rob Haworth, Ahli Strategi Investasi Senior di U.S. Bank Asset Management.

Persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barrel pada pekan yang berakhir 5 Januari 2024 menjadi sebesar 432,4 juta barrel, berbanding terbalik dari ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebesar 700.000 barrel.

Kemudian pada stok bensin dilaporkan EIA melonjak 8 juta barrel, serta stok sulingan naik 6,5 juta barrel.

"Investor tampaknya terjebak di antara konflik yang sedang berlangsung, yaitu meningkatnya biaya transit minyak di berbagai belahan dunia, lemahnya pertumbuhan ekonomi global, dan potensi penurunan suku bunga Federal Reserve (bank sentral AS) mulai Maret, yang dapat memacu aktivitas ekonomi," imbuh Haworth.

Baca juga: Konflik di Gaza dan Penurunan Produksi di Libya Kerek Harga Minyak Dunia


Prospek perekonomian Eropa yang lemah juga menambah kekhawatiran terhadap permintaan minyak.

Wakil Presiden Bank Sentral Eropa Luis de Guindos pada Rabu kemarin menyatakan, zona euro mungkin berada dalam resesi pada kuartal terakhir dan prospeknya ke depan pun masih lemah.

Kendati begitu, penurunan harga minyak mentah dibatasi oleh kekhawatiran terganggunya stok global akibat masih memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah dan penghentian pasokan yang sedang berlangsung di Libya.

Perang di Gaza masih memanas, di mana militer Israel mengatakan perjuangannya melawan Hamas akan terus berlanjut hingga 2024.

Kondisi itu mengkhawatirkan pasar bahwa konflik ini dapat berkembang menjadi krisis regional yang dapat mengganggu pasokan minyak Timur Tengah.

Sementara itu, perusahaan minyak nasional Libya pada hari Minggu mengumumkan force majeure di ladang minyak Sharara, yang dapat memproduksi hingga 300.000 barel per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com