Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Ada Cicilan "Paylater" Anak Muda sampai 95 Persen dari Penghasilan ...

Kompas.com - 22/01/2024, 13:38 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau anak muda untuk meningkatkan literasi keuangan secara digital sebagai bagian dari literasi keuangan yang telah dimiliki.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menceritakan, terdapat anak muda yang memiliki cicilan di layanan buy know pay later (BNPL) atau paylater yang berada di luar kewajaran.

"Kalau dilihat data di BNPL, itu biasanya ada market update bulanan, konsumen ada yang cicilan per bulan itu rata-rata 95 persen dari penghasilan," kata dia dalam Kegiatan Edukasi Keuangan bagi Pelajar Tingkat SMA/Sederajat di Wilayah Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024).

Baca juga: Resolusi Keuangan 2024, Anak Muda Harus Bayar Utang Pinjol dan Paylater

Ia menambahkan, dengan rata-rata tersebut berarti ada konsumen yang memiliki rata-rata cicilan paylater lebih dari penghasilan yang didapat per bulannya.

Padahal, rata-rata cicilan yang disetujui oleh perbankan biasanya adalah 30 persen dari penghasilan.

Sebagai ilustrasi, ketika seorang memiliki pendapatan Rp 10 juta, berarti jumlah cicilan yang wajar dimiliki adalah Rp 3 juta.

"Kalau ini gaji Rp 10 juta, tetapi 9,5 juta buat bayar utang. Itu gimana? Itu bagaimana dia kehidupannya," imbuh wanita yang karib disapa Kiki tersebut.

Berdasarkan data yang dimiliki, Kiki bilang anak muda menggunakan layanan keuangan seperti pinjaman online dan paylater untuk aktivitas konsumtif.

"Kadang cuma buat makan sama pacar, atau beli baju. Mereka tidak tahu kalau itu akan gulung menjadi utang yang mereka harus tetap bayar," terang dia.

Adapun, kredit macet juga akan pengaruh kepada anak muda yang ingin mencari kerja. Rekrutmen pegawai baru saat ini sudah memperhitungkan kondisi keuangan sebelum merekrut pegawai baru.

"Kami mengajak anak-anak bertanggung jawab secara keuangan," kata dia.

Baca juga: Riset: Rata-rata Cicilan Paylater Masyarakat Indonesia Kurang dari Rp 1 Juta

Sebagai informasi, survei Jakpat mengenai perilaku dan kebiasaan penggunaan aplikasi keuangan atau financial technology (fintech) sepanjang Semester II-2023 menemukan, satu dari empat orang menggunakan paylater sebagai metode pembayaran.

Survei yang melibatkan Gen X, Milenial, dan Gen Z ini berfokus pada tiga jenis pembayaran digital, yaitu e-wallet, internet/mobile banking yang mencakup mobile/internet/digital banking dan kartu debit virtual, buy now pay later (BNPL) atau biasa dikenal pay later, serta pinjaman online (pinjol) dan peer to peer (P2P lending).

Secara umum, ada berbagai pertimbangan dalam memilih platform fintech. Beberapa di antaranya adalah terdaftar di OJK sebanyak 55 persen, metode pembayaran yang mudah sebanyak 54 persen, dan aplikasi yang ramah pengguna atau user-friendly sebanyak 50 persen.

Baca juga: Gagal Melamar Kerja karena Riwayat Gagal Bayar Paylater

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com