Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Energi Rendah Bikin Target Bauran EBT RI 2025 Sulit Tercapai

Kompas.com - 29/01/2024, 12:30 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsumsi energi Indonesia dinilai masih rendah, dengan rata-rata per kapita Rp 150.000 per bulan. Hal ini membuat target pemerintah mewujudkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030 (RUPTL) dengan target porsi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 sulit terwujud.

Hal ini disampaikan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) yang juga Guru Besar UGM Tumiran dalam seminar Pertaabi bertema “Mengekplorasi ESG Transformation, Green Energi dan Technology yang Memberikan Dampak Positif bagi Bisnis dan Ekonomi Bangsa Indonesia” di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tumiran mengungkapkan bahwa perubahan energi konvensional ke EBT tidak akan jalan jika ekonominya tidak tumbuh dan di saat yang sama sektor energinya harus bertumbuh.

“Sektor listrik juga tidak akan tumbuh kalau ekonomi tidak tumbuh. Kalau listrik tidak tumbuh, sektor lain juga tidak tumbuh. Untuk itu The way of thinking and the way of action harus kita harus berubah,” katanya.

Baca juga: Indonesia Targetkan Bauran Energi Baru Terbarukan Capai 23 Persen di 2025

Tumiran memaparkan, berdasarkan pencapaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dari Kementerian ESDM, bauran EBT masih jauh dari target, yakni baru 14,11 persen.

Tidak heran jika target mencapai 2.500 KWH masih jauh untuk diraih pada tahun 2025.

“Kita harus dorong pengembangan teknologi, meningkatkan daya saing produk domestik, keunggulan informasi, meningkatkan ekspor, dan memperbaiki investasi ke peranan nasional. Sektor industri menjadi penggerak untuk ekonomi kita supaya tumbuh, agar konsumsi listrik terdorong bertumbuh,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa transisi energi sangat bergantung pada regulation and empowerment, edukasi dan kemampuan kapital, teknologi, finance and investment di industri ini.

Baca juga: IESR: Peningkatan Populasi Kendaraan Listrik Harus Seiring dengan Peningkatan Bauran EBT

Jaya Wahono, Pengurus KADIN Pusat dan juga Presdir Clean Power Indonesia menambahkan, kerangka pembangunan rendah karbon terus digaungkan KADIN dalam upaya mendukung target pemerintah mewujudkan konsumsi EBT 2.500 KWH di 2025.

Ia mengamini jika target bauran EBT 23 persen masih jauh untuk dicapai di 2025.

"Ini pekerjaan rumah kita, bahwa dulu targetnya tidak realistis dan langkah konkretnya kurang, tidak bisa hanya sebatas protes saja, harusnya kita mengambil langkah lebih bergegas untuk berubah. Tidak bisa lagi bergantung pada energi fosil saja, dengan mendorong EBT,” tegas Jaya.

Baca juga: Meleset dari Target, Realisasi Bauran EBT 2020 Hanya 11,5 Persen

Tantangan pengembangan EBT di RI

Sementara Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Edi Wibowo menyebutkan ada 4 tantangan pengembangan EBT di Indonesia.

1. Tantangan Keekonomian dan Teknologi

Yakni, inovasi teknologi di bidang EBT mendorong keandalan sistem tenaga listrik dan terciptanya harga yang makin kompetitif.

2. Tantangan TKDN

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com