Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IESR: Peningkatan Populasi Kendaraan Listrik Harus Seiring dengan Peningkatan Bauran EBT

Kompas.com - 21/02/2023, 17:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa mengatakan, sebagai upaya untuk memangkas emisi Gas Rumah Kaca (GRK), menghindari krisis iklim, serta memperkuat ketahanan energi, adopsi kendaraan listrik harus dipercepat hingga tahun 2030.

“Kajian IESR 2021 lalu minimal 65 persen motor listrik, dan 5 persen mobil listrik harus dielektrifikasi pada tahun 2030,” kata Fabby dalam acara Peluncuran Laporan & Webinar Indonesia Electric Vehicle Outlook Report 2023 secara virtual, Selasa (21/2/2023).

Fabby menuturkan, hal itu juga harus dibarengi dengan upaya menurunkan konsumsi BBM kendaraan bermotor lewat upaya efisiensi energi, peningkatan kualitas bahan bakar, hingga substitusi bahan bakar rendah karbon dan rendah polusi.

Baca juga: Luhut Pastikan Subsidi Kendaraan Listrik Berlaku Minggu Pertama Maret

“Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik secara eksponensial, kuncinya adalah pembangunan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Kemudian pemberian insentif dan pengembangan industri baterai,” kata Fabby.

“Selain itu juga, pemerintah harus fokus dalam penguatan standar dan penyempurnaan kendaraan listrik, penyedian infrastruktur pengisian daya, pembiayaan, dan restrukturisasi sistem ketenagalistrikan, dan penggunaan bauran EBT,” jelasnya.

Fabby menambahkan, sektor transportasi menyumbang 24 persen emisi GRK di dunia. Dimana 75 persennya berasal dari transportasi darat. Di 2020, transportasi menyumbang 12 miliar MT GRK termasuk CO2, N2O, CH4, dan Black karbon. Nilai itu naik 50 persen dibandingkan tahun 2018.

“Tanpa adanya intervensi di sektor transportasi, diperkirakan tahun 2050 emisi GRK akan naik menjadi 21 miliar MT, dan ini bertentangan dengan upaya dekarbonisasi dalam mencapai Net Zero Emission (NZE),” tambahanya.

Baca juga: Masih Ada Masyarakat Enggan Beralih ke Kendaraan Listrik, Luhut: Ya Silakan Saja

Fabby menjelaskan, di Indonesia sektor transportasi menyumbang 23 persen GRK, dimana 90 persen berasal dari transportasi darat. Di sisi lain, dia juga menjelaskan bahwa penurunan GRK harus juga dibarengi dengan peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) di sistem ketenaga listrikan.

“Jika bauran listrik masih seperti ini, manfaat penurunan GRK tidak bisa kita dapatkan. Upaya untuk peningkatan populasi kendaraan listrik harusnya seiring dengan peningkatan bauran EBT di sistem ketenagalistrikan kita,” jelasnya.

Baca juga: Jokowi Ingin Industri Kendaraan Listrik Thailand Pindah ke RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com