Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal Negatif The Fed soal Suku Bunga Bikin Saham-saham di Wall Street Rontok

Kompas.com - 01/02/2024, 09:05 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (31/1/2024). Penurunan saham-saham di Wall Street terjadi usai The Fed beri sinyal tidak akan menurunkan suku bunga hingga pertemuan pada bulan Maret.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 317,01 atau 0,82 persen pada level 38.150,30. S&P 500 melemah 1,61 persen dan ditutup pada posisi 4.845,65. Di sisi lain, Nasdaq Komposit kehilangan 2,23 persen, dan menyelesaikan perdagangan di level 15.164,01.

Nasdaq merespons negatif kemungkinan penurunan suku bunga hingga Maret. Saham-saham teknologi melemah pada hari Rabu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral kemungkinan tidak akan siap untuk menurunkan suku bunga hingga Maret.

Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga, Tegaskan Tidak Ada Penurunan pada Maret

Sesi perdagangan Rabu sangat buruk bagi rata-rata saham utama. Ini merupakan kinerja terburuk Dow sejak Desember. Bagi S&P 500, ini adalah hari terburuk sejak September, dan sejak Oktober bagi Nasdaq.

“Saya kira komite tidak akan mencapai tingkat kepercayaan hingga pertemuan bulan Maret untuk menurunkan suku bunga,” kata Powell kepada wartawan pada hari Rabu, dikutip dari CNBC.

Rata-rata indeks utama mencapai posisi terendah pada akhir sesi tak lama setelah komentar tersebut. Para investor ritel mencermati pengumuman The Fed untuk mencari tanda-tanda kapan bank sentral akan mulai menurunkan suku bunganya.

Powell nampaknya tidak menanggapi ekspektasi pasar mengenai penurunan suku bunga di bulan Maret, dan mencatat bahwa data inflasi lebih lanjut yang menggembirakan diperlukan.

“Kami percaya bahwa suku bunga kebijakan kami kemungkinan akan berada pada titik puncaknya dalam siklus pengetatan ini dan jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diperkirakan, maka akan tepat untuk mulai mengurangi pembatasan kebijakan, pada suatu saat di tahun ini,” kata Powell.

Baca juga: BI Yakin Penguatan Rupiah Terjadi Setelah Suku Bunga The Fed Turun

 


Imbal hasil Treasury naik-turun, dimana imbal hasil acuan 10 tahun terakhir diperdagangkan sekitar 3,9 persen.

Saham Alfabet turun lebih dari 7 persen yang merupakan hari terburuk sejak 25 Oktober karena pendapatan dari iklan yang mengecewakan. Sementara itu, saham Microsoft dan AMD tergelincir hampir 3 persen masing-masing karena target ke depan yang lebih rendah dari perkiraan setelah membukukan hasil kuartalan.

Saham Boeing naik lebih dari 5 persen menyusul hasil kuartalan yang mengalahkan perkiraan analis baik bottom line maupun top line. Perusahaan baru-baru ini dilanda permasalahan terkait dengan pesawat 737 Max 9 yang mendorong Boeing untuk fokus pada keselamatan di masa depan.

Penurunan saham pada hari Rabu menekan kenaikan bulanan indeks, namun ketiga rata-rata utama tersebut mengakhiri bulan Januari dengan catatan positif. S&P 500 bertambah 1,6 persen, Dow menguat 1,2 persen, dan Nasdaq naik 1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com