Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ardiyansyah, Bisnis Kulit Ikan Pari Beromzet Rp 50 Juta Sebulan

Kompas.com - 02/02/2024, 11:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria asal Rembang Jawa Tengah bernama Ardiyansyah sukses mengolah kulit ikan pari menjadi komoditi ekspor. Tentu hal ini tak disangka-sangka oleh pria yang akrab disapa Ardi, lantaran limbah kulit ikan pari bertekstur keras dan sulit diolah.

Lewat bisnisnya tersebut, Ardi merintis usaha bernama ‘Arma Leather and Craft’ yang mulai berdiri sejak 2013. Ardi mampu mengolah kulit ikan pari menjadi sebuah barang yang memiliki nilai ekonomi, bahkan saat ini mampu menembus ekspor.

Pria yang merupakan alumni salah satu universitas di Yogyakarta, Jurusan Bahan Kulit, Karet dan Plastik itu mengawali usahanya dengan hanya bermodal Rp 1,5 juta.

Berbekal ilmu yang ia peroleh di masa kuliah, Ardi kini berhasil menjual 250 lembar kuli ikan pari custing atau yang telah disamak, dan 50 aksesoris seperti dombat, dan tas.

Baca juga: Modal Rp 500.000, Kini Warung Kopi Ini Raup Omzet Rp 50 Juta

Tidak tanggung omzet Ardi bahkan menembus Rp 50 juta per bulannya. Di sisi lain, jumlah pelanggan Ardi kian lama kian bertambah, yang mana ini juga turut mendorong pundi-pundi kekayaan Ardi dari pengolahan kulit ikan pari.

“Alhamdulillah, usaha saya sekarang sudah banyak kemajuan. Pelanggan terus bertambah dan tidak hanya dari Rembang saja,” kata Ardi kepada Kompas.com, Kamis (1/2/2024).

Ardi mengatakan, pelanggannya saat ini berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan luar Jawa seperti Medan, Palembang, Kalimantan hingga Raja Ampat.

“Saya juga memiliki pelanggangan dari China yang rutin membeli barang. Terbaru, ada pesanan juga dari reseller untuk di Malaysia,” tambah Ardi.

Baca juga: Pantas Saja Rokok Ilegal Digemari, Harganya Murah, yang Jualan Pun Cuan

 


Sebelum mulai serius di pengolahan kulit ikan pari, Ardi sebelumnya mencoba untuk memanfaatkan kulit ayam, dan kulit ikan buntal. Namun, tren tersebut tidak bertahan lama, dan bahan baku perlahan mulai sulit diperoleh, sehingga Ardi harus memutar otak agar bisnisnya tetap berlanjut.

Pilihan datang kepada pengolahan kulit ikan pari. Ardi bilang, di Rembang kulit ikan pari melimpah ruah, dan banyak dianggap hanya sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi.

Ardi berhasil mematahkan anggapan tersebut, dan memulai bisnisnya mengolah kulit ikan pari, yang kini sukses merambah pasar mancanegara.

“Di Rembang ini hanya saya yang usaha dari kulit ikan pari, setau saya. Dulu memang sempat ada satu, tapi sekarang sudah jarang terdengar,” ujar dia.

Baca juga: Cerita Desa Gununghalu, Bisa Swasembada Energi Lewat Sungai

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com