Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Rp 500.000, Kini Warung Kopi Ini Raup Omzet Rp 50 Juta

Kompas.com - 22/01/2024, 12:38 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bermodal Rp 500.000, Deni Saputra bisa mengembangkan usahanya Nyupi Ku-Day.  Kini, omzet warung kopi ini sudah meraup omzet Rp 50 juta per bulan.

Seperti apa ceritanya?

Dalam perbincangannya dengan Kompas.com, Deni menyebutkan, cikal bakal Nyupi Ku-Day berawal dari penjualan bubuk kopi pada 2018 di Kemalaraja, Baturaja Timur, Sumatra Selatan.

Pria lulusan Kampus STIE Dwi Sakti Baturaja Ogan Komering Ulu (OKU) itu mengatakan,  dengan modal Rp 500.000 dirinya sempat berjualan door to door

“Dulu pembelian biji kopi mentah Rp 18.000 sekilo yang saya beli dari kampung, sekarang biji kopi sudah Rp 40.000 sekilo, dan saya belinya dari petani di kebun,” ujar Deni, kepada Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Baca juga: Kopi Luwak Liberika Prangat Baru Kaltim, Si Batu Hitam Berharga Selain Batu Bara...

Dia pun harus merogoh sakunya buat biaya roasting biji kopi, karena belum sanggup membeli mesin roasting.

“Sisanya buat upah giling dan proses sangrai. Sekarang, kami sudah pakai tenaga kerja, dan mesin untuk sangrai,” ucap dia.

Saat ini Deni sudah bisa mempekerjakan 8 orang pegawai. “Untuk mengelola coffe shop, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang. Total karyawan saya saat ini seluruhnya ada 8 orang,” sebutnya.

Deni yang terlahir di tengah keluarga petani kopi, mengaku mengembangkan konsep coffee shop karena di daerahnya belum banyak usaha tersebut.

“Idenya dulu di kampung (keluarga) saya memang penghasil kopi, mayoritas pendudukuya juga petani kopi," ujarnya.

Dia kemudian mengembangkan coffee shop dengan konsep hommey. Berkat dukungan keluarga dan teman-temannya ia membuka warung kopi bernama Ngupi Ku-Day pada 2018.

Meski awalnya Deni hanya menjual kopi bubuk, seiring dengan waktu  banyak konsumen yang ingin menikmati kopi langsung di tempat. Sehingga dia pun mengembangkan mode dine-in untuk memfasilitasi para penikmat kopi racikannya.

“Tadinya kan saya cuma jual bubuk kopi saja. Banyak konsumer yang setelah beli kopi hasil panen, ingin nyeduh juga disitu, jadi kedorong dari permintaan itu, juga teman-teman saya menyemangati,” ucap Deni.

Doni mengambil tema santai layaknya di rumah bagi para penikmat kopinya. Dia berharap dengan tempat yang hommie bisa menumbuhkan rasa nyaman bagi konsumen, sehingga bisa rutin berkunjung.

“Alhamdulilah, coffee shop-nya ramai setiap hari karena konsep kopinya santai seperti di rumah, dan ini juga berlokasi dekat dengan pemukiman warga jadi enggak pakai live music, regular saja,” jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com