Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Kripto Menghijau, Analis: Potensi "Rally" Terbuka

Kompas.com - 02/02/2024, 19:03 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar kripto kembali menghijau. Harga Bitcoin tumbuh 2 persen sehari terakhir ke level 43.000 dollar AS pada Jumat (2/2/2024).

Sebelumnya, pasar kripto sempat melemah usai Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25 - 5,5 persen pada pertemuan Federal Open Market Commitee (FOMC).

Menanggapi hal tersebut, Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, The Fed yang mempertahankan suku buka telah diprediksi oleh para pelaku pasar sejak Desember lalu.

Baca juga: Bappebti: 2023, Transaksi Aset Kripto Turun tapi Jumlah Investornya Bertambah

Ilustrasi aset kripto. PIXABAY/WORLDSPECTRUM Ilustrasi aset kripto.

"Namun yang membuat berbeda adalah adanya kekhawatiran lebih dari para investor terhadap situasi pasar uang AS dan inflasi yang lebih tinggi. Tetapi secara umum, mayoritas ekonom dan analis sepakat, The Fed kemungkinan akan mulai mengambil kebijakan penurunan suku bunga di tahun ini," kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (2/2/2024).

Ia menjelaskan, pasar kripto cenderung terkoreksi pasca disetujuinya ETF Bitcoin Spot yang disebabkan oleh adanya aksi profit taking dan penjualan instrumen Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), salah satu produk Bitcoin ETF Spot.

Sebagai catatan, ETF tersebut tercatat memiliki jumlah aset kelolaan sebesar 523.500 Bitcoin pada 24 Januari 2024.

Pada hari ini, data Coinglass menunjukkan aset kelolaan itu turun menjadi 487.000 Bitcoin.

Baca juga: Industri Kripto Menyambut Kliring Komoditi Indonesia dan Indonesia Coin Custodian

Artinya, telah terjadi penjualan atau penarikan sebesar 36.500 Bitcoin atau setara sekitar Rp 24,17 triliun dalam satu minggu terakhir pada instrumen GBTC.

"Meskipun tekanan jual dari instrumen ETF ini masih relatif tinggi, tetapi angka tersebut sebenarnya sudah jauh lebih kecil dibandingkan satu minggu sebelumnya, ketika jumlah aset kelolaan GBTC turun 68.500 Bitcoin dalam sepekan,” jelas Fahmi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com