Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Besar, Menteri KKP Akui Budi Daya Ikan Indoesia Tertinggal

Kompas.com - 05/02/2024, 22:13 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengakui bahwa budi daya ikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Padahal, potensi pasar dan investasinya cukup tinggi.

"Kita cukup agak sedikit tertinggal soal budi daya, negara-negara di eropa Amerika, Kanada, Australia, mereka sudah maju sekali dan kita masih bicara secara tradisional," ucap dalam acara Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (5/2/2024).

Trenggono mengatakan, potensi pasar dan investasi budi daya ikan di tingkat global mencapai 730 miliar dolar AS pada 2030.

Baca juga: Rayu Investor Asing, Menteri KKP: Kami Beri Kemudahan Izin, Insentif hingga Tenaga Kerja

"Investasi sektor budi daya ini sangat menarik, kalau selalu berpikir budi daya adalah landbase sekarang ke laut. Jadi pasarnya sendiri sangar besar, menurut riset 2030 itu karena prediksinya bisa 730 miliar dolar AS dari berbagai jenis," katanya.

Dia mencontohkan, negara dengan budi daya ikan maju yaitu Norwegia dengan budi daya komoditas salmon, Yunani memiliki budi daya komoditas ikan kakap putih, dan Turki dengan budi daya komoditas ikan tuna.

"Kalau di Indonesia tangkapan tuna sudah mencapai 334.000 ton setiap tahun, tapi belum bisa budi daya," ujarnya.

Berdasarkan itu, Trenggono mengatakan, pihaknya mengajak Turki untuk berinvestasi di Indonesia khususnya untuk budi daya ikan tuna.

"Kita undang bisa budi daya penangkapan baby tuna yang kemudian dibesarkan, ini untuk menjaga keberlangsungan sektor perikanan dan populasinya bisa terjaga," ucap dia.

Baca juga: Investasi di Sektor Perikanan RI Capai 9,56 Triliun, China Investor Terbesar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com