Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Energi Terbarukan, PLN IP Pakai Limbah Uang Kertas Jadi Campuran Batubara

Kompas.com - 10/02/2024, 19:43 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menggenjot penggunaan biomassa sebagai bahan bakar campuran batu bara guna menghasilkan listrik. Salah satunya dengan mengolah limbah uang kertas menjadi bahan baku co-firing.

Adapun co-firing merupakan pembakaran dua jenis bahan bakar berbeda secara bersamaan.

PLN IP telah menerapkan co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala. Penggunaan limbah racik uang kertas (LRUK) di PLTU Adipala pun pernah mencapai 100 ton hingga mendapatkan Rekor Muri dari Museum Rekor Dunia Indonesia. 

Baca juga: Transisi Energi, Perusahaan Garmen di Bandung Ini Tak Lagi Pakai Batu Bara

Ilustrasi energi baru dan terbarukan (EBT), transisi energi. SHUTTERSTOCK/BOY ANTHONY Ilustrasi energi baru dan terbarukan (EBT), transisi energi.

Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan, penerapan co-firing menjadi salah satu strategi perusahaan dalam program percepatan peningkatan energi baru terbarukan (EBT) dengan minimum investasi dikarenakan menggunakan fasilitas yang sudah ada.

"Selain terus menggali potensi EBT di Indonesia, kami juga jalankan program co-firing yang dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/2/2024).

"Kami juga terus mencoba beberapa alternatif bahan baku co-firing, salah satunya dengan LRUK dan berhasil," imbuh Edwin.

Ia menuturkan, saat ini PLTU Adipala terus digenjot untuk menaikkan target tonase dan kWh green dengan porsi co-firing hingga 5 persen.

Baca juga: Disayangkan, Isu Krusial Batu Bara Luput dari Debat Cawapres

Maka selain serbuk kayu, limbah uang kertas menjadi material yang dipilih untuk menjadi tambahan bahan bakar. Penggunaan LRUK ini bekerja sama dengan Bank Indonesia Purwokerto sejak 2023.

Edwin menjelaskan, pemilihan LRUK dikarenakan jumlahnya yang cukup besar yakni hampir 6.000 ton per tahun. Di sisi lain, nilai kalor LRUK cukup tinggi yaitu 3.901 kCal/kg (ar), jika dibandingkan dengan biomassa limbah serbuk atau sawdust yang sekitar 2.500 kCal/kg (ar).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com