Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Tutupi Biaya Whoosh, KAI Terima Utang China Rp 6,98 Triliun | Dampak Resesi Jepang ke Indonesia

Kompas.com - 17/02/2024, 06:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

1. Cair, KAI Terima Utang dari China Sebesar Rp 6,98 Triliun untuk Tutupi Pembengkakan Biaya Kereta Cepat

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah menerima pinjaman dari China Development Bank (CDB) pada 7 Februari 2024. Utang ini untuk menutupi pembengkakan biaya (cost overrun) Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses pada Jumat (16/2/2024), pencairan pinjaman itu dibagi menjadi dua mata uang, yaitu dollar AS dan renminbi (RMB) atau yuan (CNY).

Rinciannya, untuk Fasilitas A sebesar 230.995.000 dollar AS setara Rp 3,60 triliun dan Fasilitas B sebesar 1.542.787.560 CNY atau jika diekuivalenkan dengan dollar AS sebesar 217.080.000 dollar AS setara RP 3,38 triliun.

Dengan demikian jika diakumulasikan maka pinjaman dari CDB ke KAI sebesar Rp 6,98 triliun.

"Pencairan tersebut langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada tanggal 7 Februari 2024," bunyi surat KAI yang diunggah di keterbukaan informasi BEI.

Selengkapnya klik di sini.

2. KAI Borong 54 Lokomotif dari AS, Nilainya Rp 3,47 Triliun

PT Kereta Api Indonesia (Persero) membeli 54 lokomotif dari Amerika Serikat (AS) senilai 222,46 juta dollar AS atau setara Rp 3,47 triliun (kurs Rp 15.600).

Pembelian 54 lokomotif dari AS ini ditandai dengan penandatanganan kontrak kerja sama oleh Direktur Niaga KAI Hadis Surya Palapa dan Area Sales Director Asia Pacific and South East Asia Progress Rail Matthew Dunwoodie di Gedung Jakarta Railways Center, Jakarta pada Kamis (15/2/2024).

"Nilai pembelian 54 lokomotif sebesar 222.464.097 dollar AS," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Selengkapnya klik di sini.

3. Jepang Masuk Resesi, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Masuknya perekonomian Jepang ke dalam jurang resesi diyakini bakal berdampak terhadap ekonomi Indonesia.

Pasalnya, Jepang merupakan salah satu negara mitra dagang utama Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 Indonesia.

Pada Januari lalu, nilai ekspor Indonesia ke Negeri Sakura mencapai 1,46 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 22,78 triliun.

"Jadi situasi resesi yang ada di Jepang bisa berpengaruh cukup besar bagi kinerja ekspor Indonesia, karena Jepang adalah negara mitra dagang tradisional," ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, kepada Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com