Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Pekerja Desak Pemerintah Turunkan Harga Bahan Pokok

Kompas.com - 26/02/2024, 10:15 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menurunkan harga bahan pokok (bapok) mengingat dalam beberapa minggu terakhir harga bapok terus melambung.

"Aspek Indonesia mendesak Pemerintah Joko Widodo untuk segera menurunkan harga barang kebutuhan pokok masyarakat," kata Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat dalam keterangan tertulis, Senin (26/2/2024).

Mirah mengatakan, harga beras saat ini tercatat tertinggi semasa pemerintahan Jokowi, naik hingga 20 persen dari kisaran Rp 14.000 per kilogram (kg) menjadi sekitar Rp 18.000.per kg.

Baca juga: 4 Cara Menghemat Uang Belanja Saat Harga Bahan Pokok Melonjak

Ilustrasi telur.iStockPhoto/krblokhin Ilustrasi telur.

Ia juga mengatakan, harga telur ayam juga mengalami kenaikan hingga Rp 32.000 per kg. Padahal, kata dia, biasanya harga telur ayam di bawah Rp 25.000 per kg. Bahkan harga cabai sempat menembus angka Rp.100.000 per kg.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti rencana kenaikan tarif listrik pada Maret 2024.

"Masyarakat Indonesia benar-benar menjerit dengan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," ujarnya.

Mirah mengatakan, kondisi perekonomian masyarakat saat ini kiat sulit, sehingga akan menurunkan kemampuan daya beli masyarakat.

Baca juga: Daftar Harga Bahan Pokok yang Naik Jelang Ramadhan, Ada Beras dan Cabai

Selain itu, maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Indonesia dan kenaikan upah minimum provinsi tahun 2024 yang sangat kecil, tentunya akan semakin mempersulit masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Yang masih bekerja saja akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kenaikan harga kebutuhan pokok, apalagi para korban pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tentunya sangat terdampak," ucap dia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com