Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Merger dan Akuisisi di Indonesia Dinilai Tetap Kuat pada 2024

Kompas.com - 28/02/2024, 12:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Protemus Capital, firma konsultan merger dan akuisisi jaringan internasional, memprediksi aktivitas merger dan akuisisi (M&A) di Indonesia sepanjang 2024 masih tetap kuat. Tahun ini, aktivitas M&A dinilai akan berfokus ke sektor energi, seiring tumbuhnya energi hijau dan kemajuan teknologi keuangan.

CEO Protemus Capital Wiljadi Tan mengatakan, tahun ini pihaknya memprediksi kegiatan M&A dalam sektor energi dan material berpotensi bertumbuh jadi 2,1 juta dollar AS atau naik sebesar 20 persen dari tahun 2023 sebesar 1,78 juta dollar AS.

Wiljadi menambahkan, pihaknya pada tahun ini juga melihat akan adanya konsolidasi lebih lanjut dalam sektor telekomunikasi misalnya dengan rencana merger Smartfren dan XL Axiata.

"Serta, juga akan semakin maraknya konsolidasi bisnis para pemain telekomunikasi melalui FMC (Fixed Mobile Convergence) dengan gelaran FTTH (Fiber-To-The-Home) yang akan semakin masif," ujarnya, melalui keterangan pers, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Rumor Merger dengan Grab, GoTo Gelar Public Expose Pekan Depan

Khusus sektor keuangan, Wiljadi mengamati, berdasarkan rekaman data, transaksi M&A di sektor keuangan sepanjang 2023 cukup stabil di tengah upaya konsolidasi yang berkelanjutan sambil tetap mendayagunakan teknologi baru.

Kemajuan dalam FinTech (financial technogy), InsurTech (insurance technology), dan ekspansi perbankan digital, merupakan indikasi dari pertumbuhan yang stabil namun inovatif.

Tren ini menunjukkan kemampuan beradaptasi sektor keuangan Indonesia dan potensinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan upaya mengintegrasikan ke dalam sistem keuangan global.

Oleh sebab itu, Protemus Capital tetap memprediksikan tumbuhnya aktivitas M&A dalam sektor keuangan di Indonesia sepanjang tahun 2024 ini.

Sebagai informasi sepanjang 2023, Protemus Capital yang berafiliasi pada Geneva Capital Group (GCG) ini terlibat dalam aktivitas M&A di Indonesia dengan nilai transaksi sekitar 125 juta dollar AS. Aktivitas M&A tersebut terdiri dari beberapa sektor terutama Teknologi, Media dan Telekomunikasi.

Baca juga: Kaleidoskop 2023: Adu Strategi Merger dan Akuisisi di Industri Perbankan

 

Aktivitas M&A di Indonesia pada 2023 alami pergeseran

Sepanjang 2023, aktivitas M&A di Indonesia dinilai kuat walau sedikit menurun ketimbang 2022.

Selain itu, stabilitas dan pertumbuhan M&A Indonesia sepanjang 2023 juga mengalami pergeseran dominasi sektor, refleksi dari pengaruh kondisi ekonomi global atas keberlanjutan bisnis dan kemajuan teknologi.

Hal ini disampaikan Wiljadi saat paparan hasil riset “The Asia-Pacific M&A Odyssesy: Shaping Factors & Strategic Moves (2019-2023), di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Misi Penyelamatan Bank Muamalat di Balik Upaya Merger dengan BTN Syariah

Protemus Capital, lanjut Wiljadi, menyoroti adanya perubahan transisi signifikan dari sektor telekomunikasi sebagai target M&A, yang sangat mendominasi selama pandemi, ke sektor energi dan material, yang sekarang memimpin dalam nilai transaksi M&A.

"Pergeseran ini sejalan dengan fokus Indonesia pada inisiatif energi hijau –maraknya energi panas bumi (geothermal) dan sumber daya alam (Lithium, Kobalt dan Nikel) sebagai bahan dasar baterai Electric Vehicles (EV), yang menandakan posisi ekonomi strategis Indonesia di kancah global," kata Wiljadi.

Sebagai gambaran, Protemus Capital merekam data bahwa aktivitas M&A Asia Pasifik sepanjang 2023 mengalami penurunan sebesar 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 437,2 miliar dollar AS.

Sementara, jumlah transaksi turun dari 8.594 menjadi 7.301 transaksi. Penurunan terjadi karena melemahnya aktivitas M&A domestik terutama di Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com