Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blak-blakan, Bos GOTO Ambisi Ingin Kalahkan "E-Commerce" Milik Pemodal Kakap

Kompas.com - 28/02/2024, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Migrasi Tokopedia dan TikTok ditargekan akan rampung dalam satu setengah bulan kedepan. Adapun hal ini dilakukan untuk merebut pangsa pasar e-commerce di Indonesia yang saat ini dikuasai oleh perusahaan dengan modal kakap.

Chief Executive Officer (CEO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Patrick Walujo mengatakan, kompetisi di sektor e-commerce di Indonesia yang semakin intens dalam 1-2 tahun terakhir. Ini terjadi di tengah upaya GOTO untuk mengejar profitabilitas dengan mengurangi subsidi dan insentif.

“Pangsa pasar Tokopedia semakin berkurang khususnya di kalangan pengguna yang memprioritaskan harga. Pesaing kami adalah peursahaan besar dari luar negeri yang memiliki sumber pendanaan yang besar,” kata Patrick secara virtual, Rabu (28/2/2024).

“Untuk bertumbuh dan bertahan, Tokopedia membutuhkan investasi yang sangat besar, dan dengan besarnya modal yang dimiliki kompetitor, kemitraan dengan Tiktok ini adalah pilihan terbaik untuk Tokopedia agar kembali menjadi pemain nomor satu di sektor e-commerce di Indonesia,” tambah dia.

Baca juga: Update Proses Migrasi Tiktok Tokopedia, GOTO: Rampung 1,5 Bulan ke Depan

Head of Investor Relation GOTO Reggy Susanto mengatakan, kesimpulan dari penilai independen, transaksi antara Tokopedia dan Tiktok akan mengingkatkan keuntungan dan likuiditas perusahaan. Selain itu juga, dapat memberi nilai tambah bagi GOTO.

“Lebih jauh, skala bisnis global dan kekuatan modal Tiktok memegang peran kunci dalam mendukung upaya ini. Terlebih di tengah dinamika persaingan e-commerce yang sangat ketat,” ungkap Reggy.

Reggy menjelaskan, dengan penggabungan ini, GOTO tidak perlu memberikan pendanaan untuk bisnis Tokopedia. GOTO bahkan akan menerima aliran pendapatan yang berkelanjutan dari Tokopedia sejalan dengan skala dan pertumbuhannya.

“Dampak dari transaksi ini sejalan dengan kepentingan pemegang saham,” tambahnya.

Baca juga: Transaksi TikTok Shop Masih di Aplikasi yang Sama, Wamendag Minta Tokopedia-TikTok Patuhi Regulasi

 


Sementara itu, Chief Financial Officer (CFO) GOTO Jacky Lo membantah bahwa kerugian yang ditimbulkan sebelumnya akibat melepas bisnis Tokopedia. Dia bilang, bahwa dalam informasi keuangan performa, grup GOTO mengalami kerugian yang terkait atas hilangnya kendali Tokopedia sebesar Rp 80,3 triliun. Hal ini dikarenakan pembalikan goodwill sebesar Rp 76,6 triliun.

“Ini disebabkan oleh dikonsolidasi Tokopedia dimana diharuskan oleh standar akuntansi yang berlaku. Hal ini merupakan beban non operasional dan non tunai bagi perseroan sehingga tidak berdampak pada posisi kas perseroan yang tetap sehat sebesar Rp 24,6 triliun per 30 September 2023,” lanjut dia.

Jacky menambahkan, posisi neraca GOTO dan kas tetap kuat pasca transaksi dan memastikan akan terus sehat di masa mendatang. Selain dari kemitraan e-commerce yang baru diselesaikan grup GOTO juga mencatat positif Ebitda yang disesuaikan untuk keseluruhan kuartal IV 2023.

“Kami dapat melampaui target, dimana Ebitda yang disesuaikan secara grup terus meningkat selama 7 kuartal terakhir, dan kami akan melanjutkan trend ini kedepannya didukung oleh manfaat transaksi Tokopoedia dan Tiktok. Dengan demikian kami akan menjaga keseimbangan antara penguatan kinerja penguatan perseraon dan investasi untuk pertumbuhan di 2024,” tegas Jacky.

Baca juga: Pekan Ini Kemendag Akan Panggil Tokopedia Pastikan Taat Aturan Permendag PPMSE

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com