Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

AI dan Stabilitas Sistem Keuangan

Kompas.com - 07/03/2024, 12:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KECERDASAN buatan (Artificial Intelligence/AI) kini dipandang sebagai risiko yang membayangi stabilitas keuangan dan berpotensi meningkatkan bahaya sistemik akibat teknologi yang kian berkembang pesat.

Bahkan, regulator dan otoritas keuangan di berbagai negara mulai mengisyaratkan bahwa akan menjadikan AI dan konsekuensi ditimbulkannya sebagai prioritas pengawasan utama pada 2024.

Laporan terbaru The Financial Stability Oversight Council (FSOC) (badan regulasi yang bertugas memantau potensi kerentanan dalam sektor keuangan AS) yang dirilis akhir 2023 lalu untuk pertama kalinya mengidentifikasi kecerdasan buatan (AI) sebagai potensi ancaman terhadap stabilitas keuangan negara.

Ada tantangan dalam menjelaskan secara transparan dan akurat bagaimana AI membuat keputusan, serta dalam mengatasi bias yang mungkin terjadi dalam analisis data.

Ini juga menyoroti potensi penyalahgunaan AI oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi pasar keuangan.

Pemerintah Indonesia telah menyusun Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045. Klasifikasi Baku Lapangan Industri Aktivitas Pemrograman Berbasis AI juga telah diatur melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3 Tahun 2021.

Seluruh tindakan antisipatif ini tak lepas dari dilema dan risiko penggunaan kecerdasan buatan dalam sistem keuangan.

Di satu sisi, penggunaan AI dalam cakupan mikroprudensial, seperti manajemen risiko, perlindungan konsumen, dan pencegahan penipuan dianggap sangat menguntungkan.

AI dapat memberikan efisiensi dan akurasi tinggi dalam menangani data besar, menerapkan aturan yang stabil, dan mengurangi biaya kesalahan.

Misalnya, robot analis dapat secara otomatis memantau transaksi nasabah untuk mendeteksi potensi krisis sebelum terjadi, atau chatbot AI dapat memberikan pelayanan pelanggan yang responsif dan efisien secara 24/7.

Hal ini dapat membantu meningkatkan pengelolaan risiko pada tingkat individu dan melindungi konsumen dari penipuan.

Namun, di sisi lain, penggunaan AI dalam lingkup makroprudensial, yaitu pengawasan sistem keuangan secara keseluruhan.

AI yang digunakan dalam pengambilan keputusan di tingkat makroprudensial dapat berpotensi menghasilkan perilaku yang tidak terduga dan berbahaya.

Algoritma AI dapat memicu gelembung spekulatif yang berbahaya bagi stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

Selain itu, interaksi kompleks antara berbagai entitas keuangan dan algoritma AI dari berbagai lembaga dapat menciptakan dinamika yang sulit diprediksi dan dikelola.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com