Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tangani Darurat Pangan, Kementan Kebut Program Optimasi Lahan

Kompas.com - 16/03/2024, 17:48 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengakselerasi penanganan darurat pangan melalui sejumlah program dan kegiatan. Salah satunya, program Optimasi Lahan (Opla).  

Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) bersama Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kelompok Tani Sidomulyo II secara simbolis melakukan kick-off pelaksanaan konstruksi optimasi lahan rawa. 

Kick-off tersebut merupakan yang pertama di wilayah Kalimantan sekaligus di Indonesia di lahan seluas 106 hektar (ha) di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau.

Dirjenbun Andi Nur Alam Syah mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) bertanggung jawab mengoptimalisasi lahan untuk Provinsi Kalteng.

Baca juga: Upayakan Produksi Padi Melimpah, Kementan Giatkan Lahan Perkebunan lewat Kesatria

Adapun provinsi tersebut merupakan salah satu dari 11 provinsi yang memiliki potensi optimasi lahan sebesar 81.070 ha, serta memiliki survei investigasi dan desain (SID) seluas 3.509 ha.

"Ditjenbun diberi tugas oleh Mentan untuk menyelesaikan setidaknya 81.088 ha lahan yang harus dioptimasi. Kami akan mendorong program SID dengan penambahan sumber daya manusia (SDM), 10 eskavator, dan membuka akses jalan ke Pulpis dan Kapuas,” ujar Andi Nur dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/3/2024). 

Andi Nur melanjutkan, target Opla 2024 Pulang Pisau yakni seluas 21,453 ha. Pun demikian survei investigasi (SI) seluas 7.000 ha selesai. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah tahapan desain. 

Direktorat Jenderal Perkebunan diberi tugas oleh Mentan untuk menyelesaikan setidaknya 81.088 ha lahan yang harus dioptimasi. Untuk itu, program SID terus didorong dengan penambahan sumber daya manusia (SDM), 10 eskavator, dan membuka akses jalan ke Pulpis dan Kapuas.Dok. Kementan Direktorat Jenderal Perkebunan diberi tugas oleh Mentan untuk menyelesaikan setidaknya 81.088 ha lahan yang harus dioptimasi. Untuk itu, program SID terus didorong dengan penambahan sumber daya manusia (SDM), 10 eskavator, dan membuka akses jalan ke Pulpis dan Kapuas.

Andi Nur menambahkan, kegiatan tersebut dilakukan guna memperkuat ketahanan pangan nasional dengan menambah dan meningkatkan luas lahan, indeks panen, dan produktivitas padi.

Baca juga: Lewat Kesatria, Kementan Optimalkan Lahan Perkebunan Guna Genjot Produksi Padi

Selain itu, upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur lahan pertanian rawa melalui pembangunan/rehabilitasi infrastruktur tata lahan dan tata air. Dengan begitu, indeks pertanaman (IP) turut meningkat sesuai arahan Mentan. 

"Dengan adanya program optimasi lahan rawa, diharapkan agar pengaturan air dan normalisasi saluran dapat dilaksanakan sesuai dengan hasil SID. Dengan begitu, dapat meningkatkan IP serta produksi dan produktivitas padi," tambah Andi Nur.

Pada kesempatan sama, Wagub Kalteng Edy Pratowo mengatakan, Kabupaten Pulang Pisau memiliki proyek pengerjaan yang harus segera dilakukan. 

Pihaknya menargetkan 106 ha lahan dapat selesai dalam empat hari. Diskusi lebih lanjut juga dilakukan pihaknya dengan Dirjenbun serta dinas terkait.

Baca juga: Komisi IV DPR Dukung Kementan Lakukan Pompanisasi untuk Hadapi El Nino

“Arahan Pak Gubernur juga untuk kami fokuskan di lahan 81.088 ha se-Kalteng untuk ke depannya meningkatkan produktivitas padi. Adapun Kecamatan Kahayan Hilir merupakan salah satu daerah pendukung swasembada/lumbung pangan, khususnya daerah Kapuas dan Pulang Pisau," jelas Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com