Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Kompas.com - 14/05/2024, 18:12 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 50 warga tergabung dalam dua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulya dan Asem Mulyo di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpartisipasi dalam program ternak kambing perah yang diinisiasi PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI).

Program tersebut berlokasi di Desa Berdaya Energi PLN EPI di Gunung Kidul, DIY, tepatnya di Kelurahan Gombang dan Karang Asem.

Berdasarkan hasil kajian atau pemetaan sosial di Kelurahan Gombang dan Karang Asem, program ini sangat potensial dilakukan mengingat adanya partisipasi dan antusiasme serta dukungan dari perangkat kelurahan dan warga dalam Pelatihan Budidaya Ternak Kambing Perah.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, hadirnya program ini sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendorong kesejahteraan masyarakat yang selaras dengan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

"Dukungan PLN ini diharapkan dapat menjawab tantangan yang ada di masyarakat dan akhirnya dapat ikut meningkatkan manfaat pengembangan ternak kambing perah dilingkungan masyarakat sekitar," papar Iwan melalui keterangannya, Selasa (14/5/2024).

Baca juga: Daerah dengan Populasi Ternak Kambing dan Domba Terbesar di Indonesia

Berikut sejumlah dukungan PLN.

Pertama, karena kelompok masyarakat yang terlibat telah memiliki bekal dalam pemeliharaan hewan ternak, maka untuk meningkatkan kemampuan para peternak, PLN EPI menggandeng Gapoktan Ngudi Makmur yang sudah sukses dalam budidaya kambing perah menjadi pemateri pelatihan.

Kedua, PLN EPI juga memberikan bantuan pembuatan kandang kambing komunal dan bibit kambing peranakan Etawa ber-SNI dengan usia ternak 1 Tahun sebanyak 20 betina dan 1 jantan untuk dua Gapoktan.

Jenis kambing yang dibudidayakan ini memiliki beragam manfaat yaitu daging kambing, pupuk dari kohe dan susu kambing yang produksi hariannya bisa mencapai 1,5 liter per hari.

Kedepan, PLN EPI akan mendorong terciptanya ekosistem ternak kambing perah dengan menciptakan koneksi antar pelaku usaha dimulai dari penyedia bibit ternak kambing, penyedia pakan hijau dan green konsentrat.

PLN EPI juga bakal mendorong Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang sudah ada untuk mendapatkan pelatihan sebagai wadah untuk program ternak kambing perah ini. Badan usaha ini akan memiliki peran sebagai offtaker produk sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat desa melalui skema penjualan untuk pasar.

Baca juga: Mengintip Cuan dari Bisnis Peternakan Kambing dan Domba

Atasi stunting

Lurah Gombang Supriyanto mengatakan, pihaknya senang lantaran para peternak di wilayahnya tak hanya diberikan pelatihan dan studi banding ke Gapoktan Ngudi Makmur yang sudah berhasil, tapi juga ada pendampingan dan konsultasi.

"Dengan ada pendampingan dan konsultasi, apabila kendala akan mudah untuk diatasi. Sehingga, warga semakin antusias untuk melaksanakan program ini," katanya.

Ia melanjutkan, selain bekal pengetahuan yang cukup dari kelompok masyarakat, program ternak kambing perah dinilai cukup potensial pasalnya pasar susu kambing relatif terbuka.

Sebagai contoh, di Kabupaten Sleman dan Kota Yogya terdapat banyak pelaku usaha kambing perah yang meraih kesuksesan dari usaha ini.

Produk susu kambing selain dikonsumsi dalam kondisi segar, juga dapat diolah menjadi susu bubuk, yogurt, sabun, dan ragam lainnya.

Selain berkontribusi pada perekonomian masyarakat, program ini juga ditargetkan dapat mendukung upaya pencegahan stunting di Kelurahan Gombang dan Karang Asem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com