Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Upaya TSE Group Jalankan Bisnis Sawit Berkelanjutan

Kompas.com - 22/05/2024, 21:59 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan sawit yang beroperasi di Papua Selatan dan Maluku Utara, PT Tunas Sawa Erma atau TSE Group, berupaya masuk jadi perusahaan sawit berkelanjutan dengan menggelar recovery plan atau rencana pemulihan lahan konsesinya.

Upaya ini dilakukan, sebab para mitra dagangnya atau para buyer akan semakin tertarik bekerja sama jika mereka yakin TSE Group berkomitmen menjalankan bisnis sawit yang berkelanjutan.

Direktur TSE Group Wicklief F Leunufna mengatakan, ada dua startegi recovery plan yang akan dijalankan yakni di dalam konsesi dan di luar konsesi. Lahan konsesi TSE Group sendiri seluas 7.042,67 hektar di Papua Selatan dan Maluku Utara.

Recovery plan untuk area konsesi perusahaan meliputi penanaman dan pengayaan vegetasi, konservasi hutan, dan biodiversity study. Kemudian untuk di luar lahan konsesi yakni fasilitasi peningkatan sosial ekonomi masyarakat, konservasi cendrawasih ekor kuning, konservasi kura-kura moncong babi, dan fasilitasi konservasi mangrove.

Baca juga: Kementan Perjuangkan Sawit Berkelanjutan agar Diterima di Pasar Uni Eropa

"TSE sangat terbuka untuk menerima masukan dari pihak-pihak yang peduli dengan semangat perubahan yang sedang mereka jalankan," kata Leunufna melalui keterangan pers, Rabu (22/5/2024).

"Pada prinsipnya TSE sangat memiliki komitmen kuat dalam menjalankan programnya dan melakukan perubahan termasuk untuk membuka komunikasi dengan banyak pihak baik NGO lokal, pemerintah daerah, dan pihak yang sama-sama berkomitmen untuk meningkatkan keberlanjutan industri sawit," lanjutnya.

Untuk itu, TSE Group sudah melakukan beberapa hal. Pertama, mendapuk para buyer mitra seperti Sinarmas GAR, WILMAR, LDC, dan Musim Mas, untuk duduk bersama dalam NGO Forum, bersama dengan sejumlah lembaga seperti WRI, WWF, MONGABAY, dan YKAN.

Baca juga: Perkuat Eksistensi Kelapa Sawit Berkelanjutan, ANJ Dorong Petani melalui Pelatihan untuk Tingkatkan Ketertelusuran

Acara itu diadakan di Yogyakarta pada 13-14 Mei 2024 lalu. Dalam NGO Forum diinisasi oleh Yayasan Hylobates Awara (YAHYWA) tersebut, mitra buyer dan NGO memberikan sejumlah saran.

Salah satunya, mengenai pentingnya TSE Group untuk lebih berani membangun komunikasi dan information sharing melalui success story kepada pihak yang lebih luas lagi, termasuk end buyer.

Dengan demikian, mitra end buyer bisa mengakses perubahan dan transformasi menuju sawit berkelanjutan yang sudah dilakukan oleh TSE Group. Serta, agar proses transformasi TSE bisa dilakukan secara terus-menerus dan bisa dimonitor secara terbuka oleh stakeholder terkait.

Baca juga: Separuh Lebih Minyak Sawit Berkelanjutan Dunia Berasal dari Indonesia

Pemerintah dorong industri sawit berkelanjutan

Sebagai informasi, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus menekankan pentingnya sawit berkelanjutan agar sesuai dengan perkembangan tuntutan pasar global akan industri sawit "hijau", terutama di Uni Eropa.

Kelapa sawit sendiri menurut Kementan merupakan salah satu sektor strategis Indonesia sebab kontribusi sektor ini ke devisa besar hingga 80-90 persen pada 2022.

Menurut Kementan, upaya RI menuju ke industri kelapa sawit yang berkelanjutan membutuhkan dukungan dari semua pihak, seperti koperasi, akademisi, dan pengusaha untuk membangun sustainability di Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com