JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Attila Keszeg menilai, terbitnya PP Nomor (PP) Nomor 23 Tahun 2024 tentang Jalan Tol dapat mempercepat implementasi sistem transaksi tol non-tunai nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF).
“Terbitnya PP tersebut menjadi landasan hukum sekaligus pelaksanaan sistem MLFF yang dinantikan bukan saja oleh RITS, tetapi juga kalangan industri dan para pemangku kepentingan,” kata Attila di Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Attila mengatakan, langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mewujudkan sistem transportasi masa depan demi menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
Dia mengatakan, RITS sebagai badan usaha pelaksana (BUP) program MLFF, telah siap untuk mengimplementasikan sistem tersebut sesuai jadwal yang ditargetkan pemerintah, yaitu mulai kuartal keempat tahun ini.
Baca juga: Uji Coba MLFF di Tol Bali Mandara Bulan Ini, PT RITS Pastikan Tak Ganggu Kelancaran Selama Nataru
MLFF berbasis global navigation satellite system (GNSS) bukanlah solusi "plug-and-play" yang dapat dioperasikan secara mandiri. MLFF merupakan sistem yang sangat kompleks yang harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari teknologi, regulasi maupun kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait lainnya.
“Demi keberhasilan implementasi MLFF, RITS terbuka dan berharap adanya kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan, mulai dari badan usaha jalan tol, otoritas keuangan dan regulator sistem pembayaran digital, hingga kepolisian terkait dengan penegakan hukum,” ujar Attila.
Atilla melanjutkan, Indonesia punya potensi besar untuk menjadi negara maju yang ditunjang oleh kekayaan alam maupun demografinya.
Baca juga: Kapan Bayar Tol Tanpa Berhenti MLFF Mulai Beroperasi?
Namun, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain dalam hal kelancaran transportasi dan logistik. Salah satu penyebabnya adalah kemacetan di jalan tol yang dipicu oleh antrean saat bertransaksi di gardu tol.
Berdasarkan data Bank Dunia pada 2019, kerugian ekonomi di Indonesia akibat kemacetan berkisar 4 miliar dolar AS per tahun. Sementara studi kelayakan yang dilakukan Roatex tahun 2020 menunjukkan, kemacetan di gerbang tol mengakibatkan kerugian ekonomi di Indonesia lebih dari 300 juta dollar AS setiap tahun.
Attila menjelaskan, MLFF berbasis GNSS yang dihadirkan Roatex merupakan teknologi terkini yang memungkinkan pengguna membayar tol tanpa harus berhenti, sehingga menjadi solusi mengatasi antrean di pintu tol yang selama ini terjadi.
“MLFF ini diadopsi dari sistem serupa yang sudah berhasil diterapkan di Hungaria dan sejumlah negara lain, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Indonesia serta penggunaan teknologi terkini,” ungkap dia.
“Ini akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengguna teknologi transaksi tol paling mutakhir di Asia Tenggara,” jelas Attila.
Baca juga: Pemangkasan Karyawan Roatex, Kuasa Hukum: Ujug-ujug Langsung Tahu-tahu Di-PHK...