Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal HET Beras Premium, Pengamat: Kalau Dikembalikan ke Semula kayaknya Enggak Mungkin...

Kompas.com - 01/06/2024, 15:55 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai pemerintah akan sulit mengembalikan Harga Eceren Pemerintah (HET) beras premium ke harga semula, yakni Rp 13.900 per kilogram.

Adapun relaksasi HET beras premium dari Rp 13.900 per kilogram menjadi Rp 14.900 per kilogram telah berakhir pada 31 Mei 2024.

Khudori bilang, jika harga beras dikembalikan ke harga semula, akan membuat petani enggan untuk menanam lantaran merugi. Sebab, di sisi lain harga input untuk beras mulai dari biaya sewa lahan, pupuk, hingga pestisida sudah naik.

Baca juga: Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

“Kalau dikembalikan ke semula kayaknya enggak mungkin, karena harga gabah naik, harga semua agro input itu naik. Kalau biaya produksi petani serba mahal, harga yang dilepas ke pasar murah, kan rugi. Itu yang membuat mereka tidak mau berproduksi,” ujarnya di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Lebih lanjut, Khudori mengatakan, berapa pun HET yang ditetapkan oleh pemerintah, sudah disetujui dengan banyak pertimbangan.

Namun, dia menduga HET beras premium akan segera dipermanenkan pemerintah dengan harga kisaran Rp 14.900 per kilogram.

“Enggak jauh-jauh dari harga relaksasi itu tapi yang Asti kalau dibalikkan ke harga semua tidak akan mungkin,” katanya.

Sebelumnya, Relaksasi Harga Eceren Tertinggi (HET) beras premium dari Rp 13.900 per kilogram menjadi Rp 14.900 per kilogram akan berakhir pada 31 Mei 2024.

Pemerintah sendiri telah memperpanjang relaksasi HET beras premium ini dari 10 Maret 2024 hingga 24 April 2024 dan kemudian diperpanjang menjadi hingga akhir Mei 2024.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurti mengakui akan sangat sulit mengembalikan HET beras ke harga awal. Dia menjelaskan, HET beras premium bisa dikembalikan ke harga semula, yakni ke harga Rp 13.900 per kilogram, jika keadaan stok beras di Tanah Air melimpah sehingga antara permintaan dan ketersediaan seimbang.

“Memang biasanya sulit dikembalikan kalau sudah sempat naik, kecuali ada keadaan yang sangat luar biasa di mana panenya luar biasa banyak, besar, maka supply dan demand-nya bisa terjaga atau seimbang,” ujarnya saat mengunjungi MRRP Bulog di Karawang, Senin (20/5/2024).

Baca juga: Bapanas Ungkap Alasan HET Beras SPHP Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com