Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Memulai Sesi di Zona Hijau, Rupiah Justru Melemah

Kompas.com - 05/06/2024, 09:37 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju positif pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (5/6/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang Garuda yang melemah dalam pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pukul 09.03 WIB, IHSG berada di zona hijau pada level 7.114,83 atau naik 15,5 poin (0,22 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.099,31.

Sebanyak 154 saham melaju di zona hijau dan 161 saham di zona merah. Sedangkan 172 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 717,02 miliar dengan volume 1,9 miliar saham.

Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Sahamnya

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, hari ini IHSG berpotensi mengalami penguatan setelah kemarin saham-saham blue chips lanjut menguat menjadi penopang IHSG.

Kondisi itu dinilai berhasil meredakan kekhawatiran pelaku pasar terhadap peraturan full call auction (FCA) yang dianggap merusak pergerakan pasar sehingga menjadi tidak natural.

“Nampak optimisme pelaku pasar telah kembali, IHSG mulai menguat kembali dengan kenaikan nilai transaksi, jika diukur secara teknikal, IHSG masih bergerak dalam area demand zone pada 7.000 – 7.180, maka target penguatan selanjutnya berada pada 7.180,” kata William dalam analisisnya.

Bursa Asia mayoritas bergerak di zona hijau, dengan kenaikan Strait Times 0,02 persen (0,68 poin) ke level 3.339,62, Shanghai Komposit bertambah 0,02 persen atau 0,7 poin ke level 3.091,96, dan Hang Seng Hong Kong naik 1,21 persen (227,53 poin) ke level 18.671,64. Sementara itu, Nikkei turun 1,05 persen (407,6 poin) ke level 38.429,89.

Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg pukul 09.07 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.263 per dollar AS atau turun 43 poin (0,27 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.220 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih berpotensi menguat hari ini terhadap dollar AS setelah semalam data lowongan pekerjaan AS menunjukkan penurunan lowongan dibandingkan bulan sebelumnya.

Kembali menurunnya data ekonomi AS memberikan peluang yang lebih besar bagi kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS. Pelaku pasar masih menantikan data tenaga kerja AS lainnya pekan ini terutama yang akan dirilis di Jumat malam

"Rupiah hari ini berpotensi menguat ke arah Rp 16.180 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.250 per dollar AS," kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com