Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus dan Minus Integrasi AI di Pasar Modal Syariah

Kompas.com - 07/06/2024, 20:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPA.com - Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya menilai ada plus dan minus ketika kecerdasan buatan diintegrasikan ke pasar modal syariah.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya mengatakan, tools AI dapat dimanfaatkan dalam ekosistem keuangan syariah.

“Misalnya, ketika berbelanja online di mana platform akan memberikan rekomendasi produk yang sesuai,” jelas Ronald di Main Hall BEI, Jumat (7/6/2024).

Baca juga: Apresiasi Nasabah Inklusi, BTPN Syariah Gelar Umroh Satu Pesawat

Ronald mengatakan, saat ini banyak kemudahan yang diberikan lewat AI, seperti Chat GPT misalnya. Menurut dia dari 10 fase yang ada, Chat GPT berada di fase ke-4.

“Seperti Chat GPT itu ada di fase ke-4, dari kata-katanya itu kecerdasan buatan itu definisinya bagaimana memasukkan kecerdasan manusia ke mesin,” ujar dia.

Menurut Ronald, ada beberapa hal yang bisa dikembangkan di pasar modal, dalam hal ini pasar modal syariah. Dia menilai konsep AI yang ada di pasar modal mirip dengan Robo Advisor, ataupun Robo Trading.

Baca juga: Penjelasan PP Muhammadiyah soal Alihkan Dana Simpanan dari BSI ke Bank Syariah Lain

“Mereka itu bisa membaca kita, kalau kita muslim dan ingin investasi di sektor syariah, mesin akan membaca dan menawarkan produk syariah,” ungkap dia.

“Mesin akan membaca dan menawarkan produk syariah bukan konvensional. Mesin itu, mikir dari database internet. Kita sebagai masyarakat sudah banyak terekspos di online registrasi, di e-commerce, whatsapp, dan itu menyuplai data ke sana,” jelas dia.

Namun di sisi lain ada hal negatif yang membayangi impelentasi AI di sektor pasar modal. Dia mencontohkan, ketika AI mampu untuk berpikir sendiri, hingga mengambil tindakan sendiri.

“Kalau sekarang dikasih perintah, ketika mereka sampai di fase 5-6 itu mereka sudah sama seperti kita, bisa mikir, dan bertindak sendiri. Inilah hati-hati,” jelasnya.

“Ini bahayanya ketika banyak berita hoaks itu masuk ke database-nya AI. Kalau banyak yang negatif itu robotnya jadi jahat. Machine learning-nya tidak naik,” jelasnya.

Baca juga: OJK Rilis Pedoman Produk Pembiayaan Musyarakah bagi BPR Syariah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com