Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tangani Krisis Talenta Teknologi, Ini 5 Kiatnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan startup di Indonesia yang begitu pesat menyebabkan peningkatan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) profesional yang bertalenta di bidang teknologi (IT) di semua aspek dan sektor Industri.

Namun, SDM profesional di bidang teknologi masih sangat minim sementara kebutuhannya dalam bisnis terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya menyebabkan krisis talenta teknologi dan mempengaruhi sumber daya serta produktivitas.

Berdasarkan survei Robert Walters pada bulan April yang diikuti oleh 400 responden termasuk Tokopedia dan OVO, manajer perekrutan menilai sulit mendapatkan talenta teknologi dengan skor rata-rata 7 dari skala 1-10. Bahkan, 68 persen responden mengaku butuh waktu 3 bulan untuk mengisi posisi talenta teknologi yang kosong di perusahaannya.

Tak sampai situ, 70 persen manager menyatakan dampak negatif dari krisis talenta ini. Dampaknya dapat mempengaruhi produktivitas dan inovasi bisnis perusahaan.

Lalu, bagaimana perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta teknologi terbaik untuk membantu mempercepat bisnis?

Untuk itu, simak 5 kiat menangani krisis talenta teknologi dari Robert Walters, sebuah perusahaan rekrutmen profesional spesialis dalam buku panduan terbitannya yang berjudul "Five Lesson in Tackling The Tech Talent Shortage".

1. Berusaha lebih keras

Perusahaan dituntut lebih keras dalam mencari SDM bertalenta di bidang teknologi informasi. Seperti diketahui, SDM talenta teknologi sangat minim di Indonesia sehingga menyebabkan persaingan yang begitu ketat antar perusahaan.

Menurut Manajer Teknologi Robert Walters Antonio Mazza, perusahaan harus selalu merekrut karyawan, tak hanya saat lowongan tersebut kosong.

"Perusahaan harus mencari talenta teknologi lebih awal dari yang dibutuhkan. Sehingga hal ini meminimalisir kekosongan yang terlalu lama di perusahaan," kata Mazza di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

2. Tawarkan paket tunjangan dan manfaat yang tepat

Asuransi kesehatan, asuransi jiwa, waktu kerja yang fleksibel, program kesehatan, dan segudang manfaat lain kerap kali ditawarkan perusahaan untuk mempertahankan talenta terbaik.

Tapi sayangnya, sebagian besar karyawan hanya menggunakan sebagian dari daftar panjang yang ditawarkan. Bukan hanya tak efektif dalam biaya, tapi membuat pekerja profesional bisa saja memilih pergi dari perusahaan.

Mazza menyarankan, perusahaan perlu mencari cara kreatif untuk memberikan paket tunjangan kepada pekerjanya.

"Dengan cara ini, perusahaan dapat menunjukkan kepada karyawannya bahwa ia benar-benar peduli dan menghargai setiap pekerja," kata Antonio.

Survei tersebut juga menunjukkan, 57 persen profesional teknologi setuju mendapat penawaran paket tunjangan yang tepat. Sedangkan 3 teratas yang disukai responden adalah fleksibilitas waktu kerja, asuransi keluarga, dan opsi kerja jarak jauh.

3. Pertimbangkan kandidat potensial

Mempertimbangkan kandidat potensial juga bisa menjadi salah satu cara untuk meminimalisir krisis talenta teknologi. Alih-alih menunggu talenta yang sempurna, kandidat potensial juga bisa ditertimbangkan.

"Daripada mencari seseorang dengan latar belakang keuangan, perusahaan juga dapat mempertimbangkan talenta dari industri perdagangan dan melatihnya," kata Mazza.

Eric Mary, Country Manager Robert Warters Indonesia menambahkan, perusahaan juga dapat mempertimbangkan jalan non-tradisional dengan menjangkau talenta Indonesia di luar negeri. Sebab sejak tahun 2015 hingga saat ini, talenta Indonesia yang ingin "pulang kampung" hanya sekitar 60 orang.

"Masih banyak talenta di luar negeri yang sebenarnya sangat berpotensial untuk Indonesia. Jadi perusahaan bisa memanfaatkan ini. Meskipun dari sisi gaji dan yang lainnya berbeda, tapi talenta luar negeri masih mampu mempertimbangkan kembali ke sini karena faktor keluarga (orang tua)," kata Eric Mary di Jakarta, Kamis (20/9/2019).

4. Ciptakan peluang belajar

Ciptakan peluang pertumbuhan bagi para karyawan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Peluang tersebut bisa berupa mentorship, dan proyek lintas fungsi.

"Menyediakan sumber daya peluang dapat membuat mereka termotivasi, seperti belajar tentang bidang teknologi, pelatihan keterampilan teknis dan softskill, terlibat dalam proyek lintas-departemen dan sebagainya," sebut Mazza.

Dia mengatakan, senior juga harus menyatu dengan junior sehingga tidak ada batas (gap). Jika tak ada batas, maka senior dan junior pun akan mampu bertukar pikiran dan menciptakan peluang bisnis yang lebih bagus.

5. Picu perubahan dari atas

Untuk memicu perubahan, pemimpinnya harus terlebih dahulu memberikan contoh yang mampu menginspirasi dan mempertahankan talenta teknologi di perusahaan.

Menurut Mazza, inspirasi dan motivasi ini kemudian juga akan terbentuk kepada karyawan-karyawan di bawahnya, termasuk talenta teknologi itu sendiri.

https://money.kompas.com/read/2019/06/20/162900626/tangani-krisis-talenta-teknologi-ini-5-kiatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke